Menu

Soal Virus Corona, M Adil Minta Masyarakat Bertobat

Riko 28 Jan 2020, 20:19
Muhammad Adil
Muhammad Adil

RIAU24.COM -  Anggota DPRD Riau Muhammad Adil meminta kasus virus Corona yang berasal dari Wuhan China tidak perlu dibesar-besarkan. Dia menilai penyakit ini sama dengan hebohnya kasus flu burung beberapa waktu lalu yang saat ini sudah tidak ramai lagi diperbincangan. 

"Kasus virus Corona ini kan dari kelalawar, kita kan tidak makan kelalawar. Habis flu burung muncul Corona, tapi yang terpenting adanya virus ini masyarakat harus perbanyak bertobat, "kata Adil kepada awak media di DPRD Riau yang disambut tawa. Senin 27 Januari 2020.

Menurut Adil Virus Corona yang menelan banyak korban di Wuhan China adalah sejenis penyakit encok dan demam. Sementara munculnya ketakutan berlebihan akan bahaya virus itu karena terlalu di besar-besarkan. 

"Maka dari itu saya menyarankan selain masyarakat, pemimpin dan pelaksana negeri haruslah bertobat, mulai dari presiden sampai ke bupati. Sebab virus yang muncul itu merupakan teguran yang tidak tampak pada manusia karena banyak melakukan kesalahan dan dosa, "terangnya.

Disingung soal adanya pelarangan wisatawan asal China masuk ke Indonesia, politisi PKB ini menilai hal itu tidak perlu dilakukan. Dia beralasan penyakit yang paling berbahaya itu adalah penyakit HIV AIDS bukan Corona. "Saya aja dulu di kampung kalau ada ayam sakit langsung dipotong dan dimakan tidak ada sakit tu, "paparnya.

Seperti dilansir dari Detik.com, Selasa, 28 Januari 2020, hingga kini sudah 106 orang dilaporkan tewas dan lebih dari 4 ribu kasus virus corona sedang ditangani di berbagai wilayah China.

Channel News Asia melaporkan, Komisi Kesehatan Provinsi Hubei, yang menjadi pusat wabah virus corona, menyatakan 24 pasien lainnya meninggal akibat virus yang memiliki nama resmi 2019 Novel Coronavirus atau 2019-nCoV tersebut. Data tersebut disampaikan per hari ini waktu setempat.

Ditambahkan juga bahwa 1.291 kasus baru tercatat di wilayah China, sehingga jumlah kasus virus corona melonjak di atas angka 4 ribu kasus saat ini.