Menu

Tak Hanya Indonesia, Negara-negara Ini Juga Disebut 'Kebal' Virus Corona, Begini Faktanya

Siswandi 20 Feb 2020, 10:21
Ilustrasi
Ilustrasi

RIAU24.COM -  Hingga saat ini, wabah virus corona tak hanya terjadi di China, namun sudah menyebar hingga ke puluhan negara lain. Kekhawatiran pun telah merebak ke mana-mana. Namun hingga sejauh ini, masih ada beberapa negara yang disebut-sebut 'kebal' terhadap virus ini. Salah satunya, adalah Indonesia. Namun selain Indonesia, sejumlah negara di Afrika juga disebut-sebut 'kebal' terhadap virus ini.

Dilansir cnbcindonesia, Kamis 20 Februari 2020, data yang dipublikasikan John Hopkins University CSSE, hingga Rabu (19/2/2020) kemarin, sudah ada lebih dari 75.000 kasus virus corona dilaporkan secara global dan jumlah pasien meninggal sudah mencapai lebih dari 2.000 orang.

Jumlah kasus infeksi dan kematian akibat virus corona dilaporkan paling banyak di China. Sementara lebih dari 1.000 kasus lainnya dilaporkan terjadi di 28 negara, termasuk kasus kapal pesiar Diamond Prince yang dikarantina di perairan Yokohama, Jepang.

Meski demikian, Indonesia ternyata belum melaporkan adanya kasus virus Corona, meski sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara telah terjangkit. Padahal, Indonesia merupakan salah satu negara yang berisiko tinggi mengimpor virus ini dari China. 

Salah satu faktornya, karena China merupakan salah satu negara penyumbang turis asing ke Indonesia. Apalagi Indonesia juga melayani penerbangan langsung ke Wuhan.

Memang, sejauh ini ada 4 WNI yang positif terinfeksi virus corona. Namun tidak ada satu pun yang terjadi di Indonesia. Dari jumlah itu, tiga WNI merupakan awak kapal pesiar Diamond Princess dan satu lagi berada di Singapura. Ajaibnya, satu WNI yang ada di Singapura kemarin dinyatakan sembuh.

Seorang praktisi kesehatan Indonesia, Profesor Gusti Ngurah Mahardika selaku kepala Laboratorium Biomedis Hewan dan Biologi Molekuler Universitas Udayana mengatakan memang ada kemungkinan virus sudah masuk ke Indonesia, tetapi tak terdeteksi dan tak dilaporkan.

Yang pasti, tidak adanya kasus virus Corona yang dilaporkan di Indonesia, menyisakan tanda tanya besar yang membuat seorang peneliti dari Universitas Harvard terheran-heran.

Negara-negara Ini Juga 'Kebal' 
Namun Indonesia tak sendirian. Pasalnya, banyak negara di Afrika yang hingga kini juga belum melaporkan adanya kasus virus corona. Sejauh ini, baru Mesir yang sudah mengonfirmasi perihal keberadaan virus mematikan tersebut. 

Padahal secara umum, sistem kesehatan yang ada di Afrika, dinilai bisa membuat kawasan tersebut rentan terserang wabah mematikan. Hal itu mengingat fasilitas dan sistem kesehatan yang ada di banyak negara, dinilai belum semaju negara lain khususnya di Eropa. 

Untuk diketahui, mesi Afrika tak memiliki penerbangan ke China, namun banyak orang China yang juga bekerja di Afrika. Model matematis lain yang dikembangkan menunjukkan ada tiga negara dengan risiko tertinggi terserang virus corona di Afrika yaitu Mesir, Aljazair dan Afrika Selatan.

Namun ketiga negara tersebut memiliki kemampuan untuk merespons secara efektif jika ada wabah. 

Menurut Vittorio Colizza seorang peneliti Louis dari Institute of Epidemiology and Public Health, pihaknya telah membuat pemoodelan matematis penyebaran virus Corona. Hasilnya, ada tujuh negara yang lebih dikhawatirkan memiliki resiko mengimpor virus ini, karena sistem kesehatan yang ada dinilai tak memadai. Ditambah status ekonomi dan stabilitas politik yang rendah.

Ketujuh negara tersebut antara lain Nigeria, Ethiopia, Sudan, Angola, Tanzania, Ghana dan Kenya. 

Negara-negara tersebut (kecuali Sudan) termasuk negara yang berisiko mengimpor virus Corona dari China karena memiliki jalur penerbangan langsung ke Wuhan atau karena tingginya kunjungan dari China.

Memang banyak spekulasi yang beredar untuk menjelaskan mengapa beberapa negara tampak tak terserang virus corona, mulai dari perbedaan kondisi lingkungan hingga imunitas yang tinggi.

Namun gingga kini belum diketahui secara pasti alasan Indonesia dan beberapa negara di Afrika seperti tak tersentuh. Namun para peneliti terus mempelajari berbagai kemungkinan yang ada mulai dari faktor lingkungan, demografis, fisiologis hingga genetik. ***