Menu

Presiden Negara Ini Klaim Satu-satunya Wilayah Bebas Corona, Warga Pakai Masker Akan Ditangkap

Riki Ariyanto 2 Apr 2020, 13:42
Presiden Tukrmenistan Gurbanguly Berdymukhamedov melarang media menggunakan kata virus corona (foto/int)
Presiden Tukrmenistan Gurbanguly Berdymukhamedov melarang media menggunakan kata virus corona (foto/int)

RIAU24.COM - Kamis 2 April 2020, Presiden Tukrmenistan Gurbanguly Berdymukhamedov melarang media menggunakan kata virus corona. Presiden Tukrmenistan Gurbanguly klaim negaranya terbebas dari virus corona atau Covid-19.

Dilansir dari Okezone, hal itu dikatakan Kelompok Reporters Without Borders yang bermarkas di Paris, melaporkan siapa pun yang berbicara soal virus corona di Turkmenistan. Bahkan Presiden di negara itu mengancam warga yang pakai masker akan ditangkap oleh polisi.

zxc1

Stasiun radio Turkmenistan klaim bahwa agen-agen khusus menguping pembicaraan warga di bus serta tempat-tempat umum. Sebagai informasi Turkmenistan adalah negara bekas Uni Soviet. Dan kini negara ini malah klaim paling bebas dari virus corona.


Padahal Turkmenistan berbatasan dengan Iran yang saat ini dilaporkan sudah lebih dari 44.000 kasus infeksi Covid-19. Media milik pemerintah di Turkmenistan belum pernah membahas topik pandemi virus corona.

zxc2

Daily Mail melaporkan Kamis (2/4/2020) Reporters Without Borders melaporkan kata “coronavirus” juga sudah dihapus dari brosur informasi kesehatan yang didistribusikan ke rumah sakit, sekolah, dan tempat kerja.

"Media yang dikendalikan negara tidak lagi diizinkan menggunakan kata itu," sebut Reporters Without Borders, melaporkan sumber berita independen Turkmenistan Chronicle, yang dilarang di negara itu.

Presiden Tukrmenistan Gurbanguly sebelumnya menyebut para pejabat untuk melakukan pengasapan membakar harmala, yakni ramuan lokal. Presiden Tukrmenistan Gurbanguly klaim dampak pengasapan bisa membasmi virus yang tidak terlihat oleh mata telanjang.

Sebagai informasi Presiden Tukrmenistan Gurbanguly mantan dokter gigi, telah memerintah negara itu sejak 2006. "Agen khusus mendengarkan percakapan di halte, di dalam bus," sebut stasiun radio itu.

Meskipun demikian, pemerintah telah mengambil beberapa tindakan pencegahan kesehatan masyarakat. Liburan sekolah telah diperpanjang tanpa menyebutkan alasannya. (Riki)