Menu

Seekor Gajah Sumatera di Kasang Kulim Mati Karena Kelaparan? Kepala BBKSDA Riau: Ya Enggak, Wong Gajahnya Gendut

Alwira 16 May 2020, 14:59
Gajah Sumatera di LK Kasang Kulim mati, BBKSDA Riau bantah karena kelaparan (foto/wira)
Gajah Sumatera di LK Kasang Kulim mati, BBKSDA Riau bantah karena kelaparan (foto/wira)

RIAU24.COM - Seekor gajah sumatera beberapa hari yang lalu dikabarkan mati di Lembaga Konservasi Kasang Kulim Kampar.

Saat Riau24.com menkonfirmasi kebenaran peristiwa tersebut kepada Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (KSDA) Riau, kepala BKSDA Riau Suharyono hanya memberikan pres release.

zxc1

Adapun poin yang disampaikan yakni, gajah tersebut mati pada Rabu 13 Mei yang lalu. Adapun kronologisnya disebutkan bahwa pada Selasa, 12 Mei 2020, Gajah febri (32) kelamin jantan terakhir dilihat oleh pawang bernama Darwis pukul 18.00 wib dalam kondisi sehat.

Pada hari itu diberikan pakan sebanyak 3 kali yakni pagi jam 8, siang jam 1 dan sore jam 4 jenis pakan batang jagung dan pakan batang jagung.

zxc2

Yang mana pakan diperoleh dari kebun pisang dan jagung yang berada disekitar lembaga konservasi tersebut. Batang pisang yang diberikan pukul 4 sore disebut adalah batang pisang yang baru di suplay pukul 1 siang.

Kemudian pukul 11 malamnya R. Samosir petugas keamanan dan pembersih kandang macan dahan mendengar pekikan suara gajah setelah terdengar petir yang sangat kuat, kemudian melakukan pengecekan dari jarak 20 meter dan kondisi Gajah bergerak seperti biasa maju mundur. Samosir lalu meninggalkan lokasi dan kembali ke kantin yang sekaligus tempat tinggalnya:

Pada keesokan harinya, Rabu, 13 Mei 2020, jam 5 subuh wib, Samosir melakukan pengecekan kembali satwa Gajah. Posisi Gajah saat itu dalam kondisi terbaring. Hingga kemudian jam 6 pagi Samosir menghubungi pemilik Lembaga Konservasi dengan langsung mendatangi rumahnya dan sekaligus memanggil pawang Gajah untuk memberi tahukan bahwa Gajah dalam posisi terbaring dan tidak mau bangun.

Lalu pada jam 7 pagi itu pawang gajah bernama Darwis melakukan pengecekan dengan memeluk bagian kepala dan bagian belalai, dan ternyata tidak ada napasnya lagi (gajah sudah dipastikan mati).

Kemudian baru kemudian pukul 8 pagi itu pihak Lembaga Konservasi melaporkan kepada Balai Besar KSDA Riau.

Selanjutnya Balai Besar KSDA Riau segera menurunkan dokter hewan untuk melakukan pemeriksaan dan menurunkan tim mesia untuk melakukan neukropsi.

Adapun Neukropsi dimulai dari jam 12 siang dan selesai jam 4 sore. Adapun penyebab kematian satwa tersebut diduga adalah infeksi/radang saluran pencernaan secara masive dan kronis.

Kepala Balai Besar KSDA Riau Suharyono juga membantah kematian gajah sumatera tersebut karena kekurangan pasokan makanan" ya gak toh, wong gajahnya gendut," ujarnya.