Menu

AS Klaim Kantongi Bukti Transfer Intelijen Rusia ke Taliban

Riko 1 Jul 2020, 11:41
Foto (internet)
Foto (internet)

RIAU24.COM -  Pejabat Amerika Serikat (AS) behasil mendapatkan data eletronik yang menunjukkan transfer keuangan dalam jumlah besar dari rekening bank yang dikendalikan badan intelijen militer Rusia ke rekening yang terkait dengan Taliban. 

Temuan ini menguatkan tudingan bahwa Rusia secara diam-diam menawarkan hadiah untuk membunuh tentara AS dan pasukan koalisi di Afghanistan.

Begitu bunyi laporan yang surat kabar New York Times (NYT) yang mengutip tiga pejabat intelijen AS.

"Para analis menyimpulkan bahwa transfer itu kemungkinan besar merupakan bagian dari program pemberian hadiah yang digambarkan para tahanan selama interogasi," seperti dikutip dari surat kabar yang berbasis di AS itu yang dikutip Sindonews, Rabu 17 Juni 2020.

Penyelidik juga mengidentifikasi sejumlah warga Afghanistan dalam jaringan yang terkait dengan dugaan operasi Rusia, termasuk seseorang yang diyakini telah menjadi perantara untuk mendistribusikan sejumlah dana.

Temuan ini memperkuat temuan sebelumnya yang diperoleh selama interogasi dan melemahkan klaim pejabat Gedung Putih bahwa intelijen belum memberitahukan kepada Presiden Donald Trump.

"Faktanya, menurut dua orang pejabat, informasi itu telah diberikan kepadanya (Trump) dalam laporan tertulis harian pada akhir Februari," tulis NYT.

Pejabat Gedung Putih dan Dewan Keamanan Nasional menolak berkomentar terkait temuan ini. Mereka tetap berpegang pada pernyataan Direktur Intelijen Nasional John Ratclife, penasihat keamanan nasional, Robert C. O'Brien, dan juru bicara Pentagon, Jonathan Hoffman. Mereka semua mengatakan bahwa laporan berita terbaru tentang Afghanistan tetap tidak berdasar. 

Sementara Sekretaris pers Gedung Putih, Kayleigh McEnany, memarahi The Times setelah artikel ini diterbitkan. Ia mengatakan bahwa laporan yang didasarkan pada "kebocoran selektif" mengganggu pengumpulan intelijen. Ia tidak membahas atau menyangkal fakta tentang penilaian intelijen, dengan mengatakan dia tidak akan mengungkapkan informasi rahasia.

Sebelumnya The Washington Post melaporkan pada hari Minggu bahwa penilaian intelijen menyimpulkan bahwa hadiah menyebabkan kematian tentara AS dan The Associated Press melaporkan pada hari Senin bahwa pejabat tinggi Gedung Putih mengetahui intelijen mengindikasikan bahwa Rusia menawarkan hadiah pada awal 2019.