Menu

Siswa SMK Curhat ke Wakil Walikota, Mengaku Jenuh Belajar Daring, Begini Ceritanya

Ryan Edi Saputra 19 Aug 2020, 16:53
Wakil Walikota Pekanbaru, Ayat Cahyadi
Wakil Walikota Pekanbaru, Ayat Cahyadi

RIAU24.COM - PEKANBARU - Rencana pertemuan sekolah tatap muka belum disetujui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Agama (Kemenag), Hingga kini Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru masih menunggu lampu hujau terkait rencana penerapan sekolah sekali seminggu. 

Wakil Walikota Pekanbaru Ayat Cahyadi mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih menunggu izin dari dua Kementerian tersebut. 

"Kita sudah mengirim surat ke Kemendikbud, tapi sampai sekarang kan belum di jawab. Kita masih menunggu persetujuan, sampai sekarang belum ada jawaban," kata Ayat, Rabu (19/8). 

Menurutnya, dalam kondisi Kota Pekanbaru berada kembali di zona merah penyebaran covid-19 , membuat beberapa pertimbangan dilakukan. Izin kembali ke sekolah tidak serta merta begitu saja diberikan ditengah ancaman pandemi covid-19. 

Ia tak menampik, para siswa yang selama ini melakukan pembelajaran secara daring (dalam jaringan) sudah cukup resah akibat terlalu lama belajar dari rumah. 

"Sampai tadi malam ada anak SMK yang chating lewat instagram nya ke saya. Dia mengadu sudah jenuh pembelajaran daring. Ya, saya jawab kita sudah mengirimkan surat, tapi kan sampai sekarang belum dijawab," terangnya. 

Ayat mengaku tidak dapat berbuat banyak, pihaknya hanya dapat menanti persetujuan dari dua Kementerian tersebut untuk rencana sekolah satu kali salam seminggu. 

Sementara itu Plt Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru Ismardi Ilyas, juga membenarkan bila hingga saat ini persetujuan belajar tatap muka dari Kemendikbud dan Kemenag masih belum turun.

Walaupun dalam surat permohonan yang dikirimkan sudah dijelaskan rencana penerapan protokol kesehatan di sekolah.

"Kami masih menunggu. Belum ada jawaban," ungkapnya. 

Sebelumnya, Walikota Pekanbaru Firdaus telah mengizinkan para peserta didik kembali masuk sekolah. Namun, kembali nya peserta didik ke sekolah hanya untuk mengumpulkan tugas, dan pemberian kembali tugas kepada peserta didik untuk dikerjakan di rumah. 

Pertemuan sekolah dalam satu minggu sekali itu untuk mengantisipasi peserta didik yang tidak dapat belajar secara daring (dalam jaringan). Karena tidak seluruh wilayah di Pekanbaru yang didukung dengan jaringan internet yang baik. 

"Antisipasi untuk masyarakat yang tidak mampu yang menyediakan kebutuhan untuk belajar secara daring, untuk biaya beli paket atau wilayah nya tidak terjangkau jaringan internet," kata Firdaus, Rabu (5/8). 

Kembalinya peserta didik ke sekolah dalam seminggu, ditegaskan Firdaus tidak untuk belajar tatap muka di sekolah. Tapi hanya untuk pengumpulan dan memberi tugas kembali. 

Waktu dan jumlah peserta didik yang masuk juga diatur. Jumlahnya hanya diperbolehkan sebanyak 50persen dari jumlah peserta didik dalam satu kelas. 

"Jadi separuh masuk hari Senin, separuh nya lagi hari Kamis. Waktu di sekolah pun tidak boleh lama, hanya untuk mengumpulkan tugas dan pemberian tugas lagi," terangnya.