Menu

Ilmuwan Menemukan Populasi Baru Paus Biru yang Telah Terancam Punah, Hidup Di Samudra Hindia Bagian Barat

Devi 23 Dec 2020, 10:43
Ilmuwan Menemukan Populasi Baru Paus Biru yang Telah Terancam Punah, Hidup Di Samudra Hindia Bagian Barat
Ilmuwan Menemukan Populasi Baru Paus Biru yang Telah Terancam Punah, Hidup Di Samudra Hindia Bagian Barat

RIAU24.COM -  Dalam sebuah penemuan besar, para ilmuwan telah menemukan bukti populasi paus biru yang sebelumnya belum ditemukan yang hidup di samudra Hindia bagian barat berdasarkan analisis rekaman suara dari wilayah tersebut.

Penemuan ini menjelaskan distribusi global hewan terbesar yang pernah hidup di Bumi.

Meskipun mamalia yang sangat terancam punah ini ditemukan di seluruh dunia di semua samudra, dan menyanyikan lagu-lagu bernada sangat rendah dan dapat dikenali, para peneliti, termasuk dari New England Aquarium di AS, mengatakan setiap populasi paus biru memiliki lagu uniknya sendiri.

Dalam studi yang baru-baru ini diterbitkan di jurnal Endangered Species Research, para ilmuwan menganalisis rekaman dari pantai Laut Arab Oman, dan sejauh selatan Madagaskar, dan menemukan nyanyian paus biru yang tidak pernah dideskripsikan.

“Sangat luar biasa menemukan nyanyian ikan paus dalam data Anda yang benar-benar unik, belum pernah dilaporkan sebelumnya, dan mengenalinya sebagai paus biru,” rekan penulis studi Salvatore Cerchio dari New England Aquarium seperti dikutip oleh kantor berita PTI .

Menurut para peneliti, populasi paus biru ini sebelumnya diasumsikan berasal dari populasi yang sama yang telah dipelajari di Sri Lanka, mulai dari Samudra Hindia bagian selatan. Namun, studi baru menemukan bahwa lagu-lagu yang direkam di dua wilayah ini menceritakan kisah yang berbeda.

“Sebelum upaya perekaman kami di luar Oman, tidak ada data akustik dari Laut Arab, jadi identitas populasi paus biru itu awalnya hanya tebakan,” kata rekan penulis studi Andrew Willson dari Five Oceans Environmental Services LLC.

“Pekerjaan kami menunjukkan bahwa masih banyak yang harus dipelajari tentang hewan-hewan ini, dan ini merupakan persyaratan mendesak mengingat berbagai ancaman terhadap paus besar terkait dengan perluasan industri maritim di wilayah tersebut,” kata Willson.