Menu

Korban Tewas Pembantaian di Ethiopia Barat Mencapai 207 Orang

Devi 26 Dec 2020, 08:36
Korban Tewas Pembantaian di Ethiopia Barat Mencapai 207 Orang (foto : ebenemagazine)
Korban Tewas Pembantaian di Ethiopia Barat Mencapai 207 Orang (foto : ebenemagazine)

RIAU24.COM -  Korban tewas akibat serangan Rabu di wilayah Benishangul-Gumuz barat Ethiopia telah meningkat menjadi 207 orang, kata seorang sukarelawan dari Palang Merah negara itu. "Kemarin kami menguburkan 207 orang yang menjadi korban dan 15 lainnya dari para penyerang," kata sukarelawan Melese Mesfin kepada kantor berita Reuters, Jumat.

Serangan itu terjadi di desa Bekoji di kabupaten Bulen di zona Metekel. Komisi Hak Asasi Manusia Ethiopia yang ditunjuk negara awalnya memperkirakan sedikitnya 100 orang telah tewas. Sementara itu, hampir 40.000 orang telah meninggalkan rumah mereka karena pertempuran tersebut, juru bicara daerah Bulen Kassahun Addisu mengatakan.

Serangan hari Rabu oleh orang-orang bersenjata tak dikenal adalah serangan mematikan terbaru di daerah yang dilanda kekerasan etnis.

Perdana Menteri Abiy Ahmed menyebut serangan itu sebagai "pembantaian" dan mengerahkan pasukan federal di sana pada hari berikutnya. Militer membunuh 42 pria bersenjata yang dituduh menyerang desa. Sejak September, telah terjadi gelombang kekerasan terhadap anggota komunitas Amhara, Shinasha, Oromo dan Agew di wilayah tersebut.

Ketegangan antara kelompok etnis Ethiopia telah meningkat di bawah Abiy, yang telah berkuasa sejak 2018. Pemilu yang dijadwalkan Juni mendatang telah semakin mengobarkan persaingan atas tanah, kekuasaan, dan sumber daya. Di bagian terpisah negara itu, militer Ethiopia telah memerangi pemberontak di wilayah Tigray utara selama lebih dari enam minggu dalam konflik yang telah menyebabkan hampir 950.000 orang mengungsi.

Pengerahan pasukan federal di sana telah menimbulkan kekhawatiran akan kekosongan keamanan di wilayah bergolak lainnya.

Ethiopia juga mengalami kerusuhan di wilayah Oromia dan menghadapi ancaman keamanan jangka panjang dari pejuang Somalia di sepanjang perbatasan timur yang keropos. Diplomat utama Uni Eropa, Josep Borrell, mengatakan dalam sebuah pernyataan atas nama blok tersebut bahwa laporan kekerasan etnis dan tuduhan pelanggaran hak asasi manusia lainnya harus diselidiki secara independen.

Uni Eropa secara dekat mengikuti krisis di Ethiopia dan prihatin tentang situasi kemanusiaan, tambah Borrell, menggambarkan laporan tentang keterlibatan berkelanjutan dari aktor non-Ethiopia sebagai hal yang mengkhawatirkan.