Menu

Kenalin Adli, Cowok Modern dari Abad Ke 15

Amerita 17 Feb 2021, 21:53
Instagram: adliip
Instagram: adliip

RIAU24.COM -  Siapa sangka di era serba digital dan modern ini masih ada saja anak muda yang duduk bukannya ditemani kopi, malah buku.

Buku sendiri hampir saja ditinggalkan, kalau sebuah kelas ditanyai siapa saja di dalamnya yang masih membaca buku di waktu senggang, mungkin hanya satu atau dua yang tunjuk tangan.

Berbeda dengan kebanyakan pemuda seusianya, Aulia Adli Putra, Akrab disapa Adli (22) sangat gemar membaca buku. Buku yang digemarinya pun tak main-main, kebanyakan tentang biografi pemikir dan seniman di abad 15 hingga karya sastrawan ternama Jepang, Haruki Murakami.

Adli mengungkapkan bahwa kebiasaannya membaca buku sudah ada sejak kecil, sebab semasa kanak-kanak, oleh orangtuanya, Adli sering dibelikan buku komik bertema kartun.

"Kalau membaca sejak kecil sih, karena dulu sering dibelikan komik Naruto dan Doraemon. Karena menulis sangat bagus untuk melatih keaktifan pikiran. Di sana kita bisa menjabarkan kegelisahan dan menyampaikan suatu informasi yang menarik dan baru bagi si pembaca. Maka dari itu, saya membutuhkan menulis dalam kehidupan saya," ungkapnya, Selasa (16/2).

Desember lalu, Adli baru saja selesai membaca biografi pencipta lukisan Monalisa, Leonardo da Vinci, idolanya. Buku tebal berhalaman 600 lembar itu sukses dibacanya dalam waktu satu bulan.

"Saya membaca biografinya yang ditulis Walter Isaacson, dan selama membaca buku tersebut saya terkagum-kagum dengan rasa keingintahuan yang dimiliki Davinci. Selesai dalam satu bulan karena gaya penulisan Isaacson bagus," sambungnya, (17/2)

Ternyata, selain membaca, Adli juga gemar menulis. Siapa sangka Adli bahkan menjadi penulis terverifikasi di salah satu media online nasional. Di sana, Adli telah menulis sebanyak 290 artikel dengan tema bervariasi.

Meskipun awal menulis Adli sempat mendapatkan penolakan, kini berkat konsistensi dan ketekunannya, Adli eksis dan aktif di dunia tulis menulis hingga sekarang. Penolakan yang dialaminya pun ia jadikan pelajaran, tak membuatnya jatuh tertindih tertimpa tangga.

"Menjadi penulis terverifikasi di IDN Times suatu hal yang membanggakan bagi saya, karena ada ratusan ribu penulis di sana. Mungkin dengan konsistensi, dan tema artikel yang beragam, menjadikan saya penulis terverifikasi di IDN Times,"

"Di awal menulis di IDN Times saya banyak menerima penolakan dengan alasan sistematika penulisan yang kurang baik dan tema artikel yang tidak menarik. Menurut saya itu proses dan tempat belajar dalam penulisan," imbuhnya, Rabu (17/2)

Kedua hobi tuntut ilmunya ini diselingi dengan hobi lain, yakni menonton dan mendengar musik.

Sebagai seseorang yang lahir di era modern, selera musik Adli termasuk kuno, contohnya The Beatles. Mungkin saja, anak-anak yang lahir di tahun 2000an tidak akan mengenali John Lennon dan rekan-rekannya, tetapi Adli punya alasannya sendiri.

"Selain karena suka dengan lagu yang liriknya deskriptif, di lagu ini entah kenapa seru aja dengan lirik Beatles, seperti ngobrol hingga tengah malam sambil minum anggur berdua. Simpel namun bekesan hahaha," timpalnya.

The Beatles juga merupakan grup band dengan penjualan album terbanyak se-Amerika dalam sejarah. Jadi tak heran, apabila orang-orang seperti Adli masih saja menggemarinya.

Selain pelantun lagu Hey Jude itu, Adli juga menyenangi Bob Dylan dengan lagu Like a Rolling Stone-nya. Meski terbilang kuno dan old school, The Beatles dan Bob Dylan pernah populer pada masanya. Bahkan, oleh para kritikus di era-nya, lagu-lagu The Beatles dinilai miliki lirik terbaik hingga dipuji sebagai karya agung. Sampai-sampai grup band The Beatles dianggap sebagai pemusik tersukses secara komersial dan paling banyak mendapat pujian dalam musik populer.

Adli baru saja menyelesaikan studi sarjananya di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau. Maret ini, rencananya Adli akan diwisuda. Kepada rekan-rekan se-jaman, se-abad dan untuk para pembaca, Adli berpesan agar kita semua bisa gunakan internet dan teknologi dengan bijak. Ia juga mengingatkan kaum muda untuk perbanyak membaca, selain untuk memperluas sudut pandang, juga untuk menjaga diri dari kerasnya arus digital yang kapan saja bisa tenggelamkan kita.

"Intinya manfaatkan media digital sebaik-baiknya dalam mendapatkan informasi untuk menambah referensi. Mengenai buku cetak, pasti akan selalu ada. Mulailah membaca, dan temukan berbagai cerita dan sudut pandang yang berbeda dan menarik. Perbanyak referensi biar gak mudah ikut arus," tutupnya.