Menu

PBB Ungkap 10 Negara Telah Efektif Menggunakan Vaksin COVID-19 Hingga 75 Persen, Ini Daftarnya....

Devi 18 Feb 2021, 16:03
Foto : Pemerintah Kota Pekanbaru
Foto : Pemerintah Kota Pekanbaru
Woodward mengatakan gencatan senjata sebelumnya telah digunakan untuk melakukan vaksinasi, merujuk pada jeda dua hari dalam pertempuran di Afghanistan pada 2001 yang memungkinkan 35.000 pekerja kesehatan dan sukarelawan untuk memvaksinasi 5,7 juta anak di bawah usia lima tahun untuk melawan polio.

Selain itu, tiga belas menteri dijadwalkan untuk berpidato pada pertemuan tentang peningkatan akses ke COVID-19, termasuk Menteri Luar Negeri Amerika Serikat yang baru Antony Blinken. Pada hari Selasa, Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard mengatakan Meksiko akan menekankan pentingnya akses yang sama bagi semua negara terhadap vaksin COVID-19 pada pertemuan dewan.

Dia sangat kritis bahwa negara-negara tempat vaksin diproduksi memiliki tingkat vaksinasi yang tinggi, sementara negara-negara Amerika Latin mengalami masalah dalam mendapatkan suntikan.

Program COVAX Organisasi Kesehatan Dunia, sebuah proyek ambisius untuk membeli dan mengirimkan vaksin virus corona untuk orang-orang termiskin di dunia, telah gagal mencapai tujuannya untuk memulai vaksinasi di negara-negara miskin pada saat yang sama ketika suntikan diluncurkan di negara-negara kaya. Banyak negara berkembang bergegas dalam beberapa pekan terakhir untuk menandatangani kesepakatan pribadi mereka untuk membeli vaksin, tidak mau menunggu COVAX.

Woodward mengatakan Inggris mendukung pencadangan 5 persen dosis COVAX sebagai penyangga "upaya terakhir" untuk memastikan bahwa populasi berisiko tinggi memiliki akses ke vaksin COVID-19.

Virus corona telah secara resmi menginfeksi lebih dari 109 juta orang dan menewaskan sedikitnya 2,4 juta di antaranya. Tetapi banyak negara belum memulai program vaksinasi dan bahkan negara-negara kaya menghadapi kekurangan dosis vaksin karena para produsen berjuang untuk meningkatkan produksi.

Halaman: 23Lihat Semua