Menu

KLHK Lakukan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Lokasi Sulit dan Kritis

Siswandi 27 Mar 2021, 22:02
Salah satu kawasan RHL yang ditinjau tim dari BPDASHL Indragiri Rokan. Foto: ist
Salah satu kawasan RHL yang ditinjau tim dari BPDASHL Indragiri Rokan. Foto: ist

Adapun jumlah bibit ditanam, untuk lokasi P2 sejumlah 767.374 batang. Target nantinya akan mencapai 1.640.390 batang, dimana penyulaman dilakukan dua kali pada fase musim hujan pertama dan musim hujan kedua untuk memastikan bibit benar-benar tumbuh dan hidup. Sedangkan untuk P0 yang sudah tertanam sebanyak 279.528 batang, dari ketersediaan 1.118.750 batang.

''Semua bibit dipilih tidak hanya sebagai fungsi penghijauan, tapi juga memiliki nilai ekonomi. Seperti Alpukat, Petai, Jengkol, Durian, Matoa, Kemiri, Cengkeh, Pinang, Jahe, dll. Harapannya saat bibit ini tumbuh dan menghasilkan, masyarakat dapat manfaat dan ikut menjaga kawasan hutan,'' kata Plt Kepala BPDASHL Indragiri Rokan, Afnan Dharma Putra.

Pemberdayaan masyarakat menjadi mainstream utama pelaksanaan RHL se Indonesia, mulai dari pembibitan, penanaman, hingga pemeliharaan. Untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat lainnya di BPDASHL Indragiri Rokan juga dilaksanakan dalam bentuk Kebun Bibit Rakyat (KBR) 25 unit, Kebun Bibit Desa (KBD) 2 unit, Dam Penahan 10 unit, Gully Plug 80 unit, dan ketersediaan bibit di persemaian permanen sebanyak 750.000 batang.

Kepala Desa Lubuk Kembang Bunga yang warganya ikut kegiatan RHL di TNTN Riau, Rosi Khairuslamet mengaku program RHL sangat menyentuh dan memberdayakan masyarakat sehingga mendatangkan manfaat ekonomi. Perputaran ekonomi dari kegiatan RHL bisa mencapai Rp170 juta/minggu.

''Sejak adanya RHL, pandangan masyarakat jadi berubah, dari yang tadinya hanya menanam sawit jadi sadar ingin menanam jengkol, petai, dan tanaman produktif lainnya. Dengan begini masyarakat akan menjaga kawasan hutan dan lahan,'' kata Rosi.

Sementara itu Wali Nagari Aia Luo, Payung Sekaki, Kab.Solok, H.Maila, B.A mengucapkan terimakasih atas program BPDASHL Indragiri Rokan KLHK di kampung mereka. Ia mengatakan awalnya program RHL ini sempat ditolak sekelompok masyarakat, karena kekhawatiran keberadaan tanah ulayat akan diganggu.

Halaman: 123Lihat Semua