Menu

MUI Kritik Pimpinan PT Pelni Yang Pecat Pejabat Karena Buat Kajian Ramadhan; Jangan Pecah Belah Umat!

Satria Utama 10 Apr 2021, 09:34
Ilustrasi/net
Ilustrasi/net

RIAU24.COM -  JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengkritik keputusan komisaris PT Pelni yang mencopot pejabatnya karena berencana menggelar kajian Ramadan secara online. Apalagi, pencopotan pejabat PT Pelni dan pembatalan kajian yang akan digelarnya dituding karena radikal. 

Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen)  MUI Amirsyah Tambunan. "Janganlah terlalu mudah memberikan stigma radikal, karena istilah radikal sendiri masih menjadi perbebatan yang kemudian tak jelas substansi apanya yang radikal, kemudian dijadikan alasan pembatalan ceramah di PT Pelni," kata Amirsyah seperti dilansir INews, Sabtu (10/4/2021).

Menurut dia, tuduhan ajaran Salafi dan Wahabi menjadi 'alat pemukul'. Sebab dakwah menjadi alat merangkul.  Untuk itu, iameminta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menjelaskan terkait kisruh pencopotan pejabat PT Pelni tersebut. 

"Jangan istilah radikal di jadikal alat memecah belah umat dan bangsa. Dan janganlah mudah melakukan tuduhan salafi dan wahabi dijadikal alat memukul. Karena dakwah pada dasarnya merangkul, bukan memukul, mengajak bukan mengejek, memberikan solusi, bukan menebar simpati," katanya.

Amirsyah juga mempertanyakan pembatalan sejumlah ustadz yang akan berceramah di dalam kajian tersebut. Di mana, kajian terkait pelaksanaan Ramadhan yang bertema 'Ramadhan Memperkuat dan Memperteguhkan Iman' itu sebenarnya sangat menarik untuk diikuti.

"Mengapa ini terjadi di negeri yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Di negara yang toleran, justru tindakan pembatalan inilah yang menimbulkan intoleran," ucap dia.

Berdasarkan flyer yang disebar, kajian yang menjadi permasalahan itu mengundang beberapa ustadz ternama. Diantaranya, Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH M Cholil Nafis. Kemudian, Ustadz Syafiq Riza Basalamah, serta Ustadz Firanda Andirja. Kajian daring itu digelar oleh Badan Kerohanian Islam (Bakis) PT Pelni.

Amirsyah meminta Erick Thohir memberikan pembinaan terhadap petinggi PT Pelni terkait kisruh pembatalan kajian Ramadan yang didalamnya terdapat sejumlah ustadz terkenal.

"Kalau mau jujur tolong dilakukan pembinaan karena mereka selama ini dikenal sebagai ustadz populer yang ceramahnya juga banyak ditemukan di Youtube, kok enggak di evaluasi, kok tiba-tiba disebut radikal," keluhnya.***