Menu

Ramadhan di China, di Tengah-tengah Polemik Uighur dan Islam, Jemaah Kian Menurun di Bawah Kebijakan Partai Komunis China

Amerita 10 May 2021, 11:18
AP
AP

RIAU24.COM -  Melansir dari Associated Press, Tursunjan Mamat, seorang muslim yang taat di wilayah Xinjiang China barat, mengatakan bahwa dia tetap menjalankan ibadah puasa di bulan suci ramadhan, sama seperti muslim-muslim lainnya di luar sana.

Etnis Uighur berusia 32 tahun itu tak mengeluh, setidaknya kepada sekelompok jurnalis asing yang menyanyainya tentang bagaimana perasaannya menjalankan puasa di bawah ketetapan dan kebijakan Partai Komunis China.

zxc1
“Anak-anak saya tahu siapa pencipta suci kita, tapi saya tidak memberi mereka pengetahuan agama yang rinci. Setelah mereka mencapai usia 18 tahun, mereka dapat menerima pendidikan agama sesuai keinginan mereka sendiri,” katanya.

Di Xinjiang, masa depan Islam berada di ujung tombak, pengamat luar mengatakan sejumlah mesjid sudah dihancurkan, meskipun tuduhan ini dibantah Beijing. Namun penduduk setempat mengatakan jumlah jamaah Islam kian menurun seiring waktu.

Satu dekade lalu, 4.000 hingga 5.000 orang menghadiri shalat Jumat di Masjid Id Kah, sebuah kota bersejarah di Jalur Sutra Kashgar. Menurut imam masjid, Mamat Juma, diperkirakan kini jumlah umat yang ikut shalat Jumat hanya 800 hingga 900 orang saja.

Sambungan berita: zxc2
Halaman: 12Lihat Semua