Menu

Inilah Mayat Tercantik di Dunia, Tetap Utuh Sempurna dan Tak Tercium Bau Busuk Meski Sudah Meninggal Ratusan Tahun yang Lalu

Devi 21 Jul 2021, 11:41
Foto : Asiaone
Foto : Asiaone

RIAU24.COM - Tanggal 22 September 1909 menjadi saksi sejarah pengangkatan jenazah abadi Santa Bernadette Soubirous yang masih tetap utuh, seolah tubuhnya baru dimakamkan kemarin hari, fisiknya juga masih cantik sempurna, tidak ada tanda-tanda kerusakan, masih segar dan tak tercium bau busuk, padahal jasad St Bernadette Soubirous sudah lama dimakamkan sejak 16 April 1879.

Bermula pada pengajuan permohonan Beatifikasi untuk Bernadette Soubirous di tahun 1909 itu.

Beatifikasi (beatus) adalah suatu pengakuan atau pernyataan dari Gereja Katolik untuk orang yang telah meninggal bahwa orang tersebut dalam golongan orang yang berbahagia/orang suci. Tidak sembarangan orang bisa mendapatkan Betafikasi ini, hanya orang selama hidupnya telah membuktikan bekerja sangat keras untuk kebaikan atau memiliki keistimewaan secara spiritual seperti melakukan mukjizat.

Uskup Gauthey dari Nevers bersama perwakilan dari Gereja lah yang melakukan identifikasi jenazah Bernadette Soubirous.

Dihadapan Walikota, para Imam, Dokter ahli bedah, biarawati dan peserta lain, makam yang berada di dalam Kapel Biara itu kemudian dibongkar, digali dan jenazah berhasil diangkat keluar dari dalam tanah.

Betapa terkejutnya semua yang hadir menyaksikan jenazah Santa Bernadette Soubirous itu masih tetap utuh dan segar, sama persis keadaannya ketika ia baru meninggal dunia. Tubuhnya yang mungil itu terbalut rapat dalam  jubah ordo biarawati di mana Bernadette Soubirous tinggal. Jubahnya tampak lembab dan hanya wajahnya yang cantik beserta kedua tangannya yang menggenggam kalung Rosario yang terlihat.

Dokter Jourdan selaku dokter ahli bedah mengamat-ngamati jenazah yang menakjubkan itu. Ia melihat jelas seluruh gigi dalam mulut masih dalam keadaan sempurna, begitupun dengan organ tubuh dalam dan kuku-kuku ditangannya. Jika melihatnya sekilas ia seperti masih hidup, karena  galur-galur urat darah halus di lengan bagian bawah masih tampak jelas.

Setelah proses identifikasi jenazah selesai, para biarawati kemudian membasuh tubuh Bernadette  dan memakaikan jubah baru. Berlapiskan kain sutera putih di peti makam, jenazah Bernadette dikuburkan kembali. Namun pengangkatan jenazah ini bukanlah untuk yang pertama dan terakhir kalinya.

Di bulan Agustus 1913, Paus Pius X memerintahkan penyelidikan untuk kanonisasi atas Bernadette dan itu mengartikan bahwa jenazahnya harus diangkat kembali dari kubur. Rencana ini sempat tertunda akibat pecahnya perang dunia pertama hingga proses penggalian baru terlaksana di bulan April 1919. Proses identifikasi jenazah masih berlangsung dengan cara yang sama, tapi lagi-lagi keanehan terjadi. Jenazah Bernadette Soubirous masih tetap utuh tanpa mengalami kerusakan sedikit pun.

Di bulan November 1923, Paus memaklumkan keotentikan ‘keistimewaan’ pada Santa Bernadette Soubirous hingga proses beatifikasi dapat dimulai dan makam mau tak mau harus digali untuk ketiga kalinya, lagi-lagi jasad masih utuh sempurna. Tujuannya agar Relikwi, yakni bagian tubuh atau benda yang bersentuhan dengan santa atau santo dapat dikirim ke Roma, Lourdes dan Rumah suster -suster Nevers di seluruh dunia.

2 tahun setelah itu tepatnya di bulan April tahun 1925, dilakukan penggalian makam Santa Bernadette Soubirous untuk ke empat kalinya. Melibatkan Dr Talon sebagai Dokter ahli bedah untuk mengambil relikwi-relikwi dari jenazah Bernadette. Betapa takjubnya ia melihat keutuhan anatomi jasad Santa Bernadette Soubirous yang begitu sempurna dari rangka serta keseluruhan otot-otot tubuh, padahal ia SUDAH WAFAT LEBIH DARI 46 TAHUN.

Wajahnya yang masih tetap cantik dan segar seakan mengartikan kalau beliau masih ‘hidup’ dan hanya sedang tertidur saja. Atas fakta ini Dr Talon membuat laporan dalam jurnal kedokteran, bahwa ini fenomena aneh yang tak dapat dijelaskan oleh sains maupun medis. Sebagai Dokter ahli bedah tentu dia dapat membedakan jenazah yang memakai bahan pengawet atau tidaknya seperti pada proses mumifikasi tubuh manusia.

Namun akibat proses pengangkatan jenazah sebanyak 4 kali dan selalu melakukan pembasuhan jenazah hingga terkontaminasi oleh organisme udara, kondisi kulit wajah pada jenazah abadi Santa Bernadette sedikit mengalami pudar warnanya hingga ia mengusulkan untuk melapisi bagian wajah serta kedua tangan dengan lapisan lilin yang sangat tipis untuk menimbulkan kembali warna cerahnya. Perusahaan Pierre Imans yang berlokasi di Paris ditunjuk untuk melakukan proses pelapisan lilin tipis ini.

Selang 2 bulan kemudian tanggal 14 Juni 1925, Paus Pius XI mengumumkan bahwa Bernadette Soubirous telah dibeatifikasi dengan gelar Beata. Dan jenazahnya boleh dipertontonkan dan diberikan penghormatan oleh umat beriman dari seluruh penjuru dunia.

Di peti makam yang terbuat dari perak dan kristal inilah jenazah Santa Bernadette Soubirous disemayamkan. Pada wadah relikwi tampak gambar-gambar penampakan Bunda Maria di Lourdes serta bunga-bunga lili sebagai simbol kemurnian dan kesucian dari Bernadette Soubirou.

Semasa hidupnya,  publik pernah digegerkan dengan mumi biarawati cantik bernama Santa Bernadette di St. Gildard, Kota Nevers, Prancis yang mengaku pernah berjumpa dengan Bunda Maria. Setelah pertemuan pertamanya ini, Santa Bernadette rupanya terus berjumpa dengan sosok Bunda Maria hingga penampakan ke-18. Sejak saat itu, dirinya kerap mendengar pesan dan bisikan yang ia yakini sebagai perintah Bunda Maria.