Pink Ladies: Para Wanita di Balik Protes Terhadap Migrasi dan Keselamatan Perempuan di Inggris
RIAU24.COM - Di pinggiran kota London yang rindang, kota kecil Epping menjadi pusat kontroversi ketika protes meletus terkait sebuah hotel yang menampung pencari suaka.
Masalah ini meningkat setelah seorang warga negara Ethiopia ditangkap karena diduga menyerang seorang wanita dan seorang gadis berusia 14 tahun.
Demonstrasi kekerasan yang terjadi kemudian menyebabkan beberapa pria ditangkap, dan empat di antaranya kemudian mengaku bersalah atas tindakan kekerasan.
Peristiwa ini disamakan dengan kerusuhan anti-imigrasi yang penuh kekerasan pada tahun 2024, ketika akomodasi pencari suaka menjadi sasaran.
Orla Minihane, seorang ibu tiga anak dari Epping, menggambarkan protes yang kacau itu sebagai ‘PR disaster.’
Dalam upaya untuk menjauhkan gerakan tersebut dari tuduhan rasisme, ia mengusulkan pendekatan baru untuk protes berikutnya: perempuan harus memimpin, dan mereka harus mengenakan pakaian berwarna merah muda.