Menu

KPI Pusat Jadi Sorotan Setelah Pegawai Alami Pelecehan Seksual di Area Kantor, Netizen: Komisaris Harus Turun Jabatan

Rizka 2 Sep 2021, 21:33
google
google

RIAU24.COM -  Seorang pegawai Komisi Penyiaran Indonesia atau KPI melaporkan kasus pelecehan seksual dan perundungan yang dialaminya ke Polres Metro Jakarta Pusat pada Rabu 1 September 2021 malam.

Imbas dari kejadian ini akun Twitter KPI Pusat, @kpipusat, pun tidak luput dari sasaran kritik netizen.

Dalam unggahan prioritas KPI pusat tentang kegiatan KPI yang menyarankan masyarakat jika menemukan tayangan yang dinilai kurang pantas dapat megadukan kepada KP. Lalu, kolom komentar pada unggahan tersebut pun disesaki oleh kritik netizen.

"Tolong ya itu kalau bener korban nya di kasih kompensasi. Walaupun ga sebanding sama rasa teror yang dia rasain. Cover semua biaya pengobatan psikis+fisiknya sampai pulih. Jangan cuma rilis permintaan maaf aja nanti," ungkap @tatszf

"Korban pelecehan gamandang gender gimana bisa KPI Terhormat bungkam setelah apa yang terjadi pada korban. Komisaris harus turun jabatan nih prura2 gak tau atas pembullyan pelecehan, well gak kaget banyak orang bisa masuk badan perusahaan besar hasil orang dalem ya gini gak ngotak," ungkap @koko_nononununu98

"Admin lu engak malu kerja di lembaga bobrok semoga semua keluarga elu dan yang menyepelekan kasus ini semua ngalamin apa yang korban alamin anak dan istrilu dan semua keluarga elu, aminn, kami rakyat udah muak liat aturan kalian, sok ngurusin tontonan orang internal sendiri bejat," ungkap @Senandikatakan

Sebelumnya, dugaan pelecehan seksual sesama jenis dan perundungan terjadi di kantor KPI Pusat, Jakarta, terhadap korban berinisial MS.

Menurutnya, sejak awal terdapat rekan kerja senior yang mengintimidasi dan memaksa dirinya untuk membeli makan selama bekerja. MS merasa diperlakukan secara rendah dan ditindas oleh rekan-rekan kerjanya seperti budak.

MS bercerita, pada 2015 para pelaku perundungan itu mulai melakukan pelecehan seksual. Mereka memegangi kepala, tangan, kaki hingga menelanjangi korban. Bahkan, para pelaku mencoret-coret kelaminnya menggunakan spidol.