Menu

Baku Tembak Dijalanan Terjadi, Enam Warga Syiah Meninggal dan 32 Orang Terluka, Tentara Dikerahkan Berpatroli

Riki Ariyanto 15 Oct 2021, 07:27
Baku Tembak Dijalanan Terjadi, Enam Warga Syiah Meninggal dan 32 Orang Terluka, Tentara Dikerahkan Berpatroli (foto/int)
Baku Tembak Dijalanan Terjadi, Enam Warga Syiah Meninggal dan 32 Orang Terluka, Tentara Dikerahkan Berpatroli (foto/int)

RIAU24.COM - Lebanon tengah menghadapi situasi buruk terhadap situasi politik. Kenangan perang saudara Lebanon tahun 1975-1990 kembali muncul setelah penyelidikan terkait ledakan besar yang mengguncang Beirut tahun lalu pada Kamis (14/10/2021) pecah menjadi kekerasan jalanan terburuk.

Dilansir dari Okezone, pertempuran jalanan dan baku tembak menewaskan setidaknya enam warga Syiah, dan melukai 32 orang, menghidupkan kembali. Kekerasan itu adalah yang terburuk sejak 2008, ketika para pengikut pemerintah yang dipimpin Sunni bertempur di Beirut dengan orang-orang bersenjata yang setia kepada Hizbullah.

Baku tembak terjadi, peluru memantul dari gedung-gedung dan orang-orang berlarian mencari perlindungan. Baku tembak berlangsung selama beberapa jam di lokasi yang dahulu menjadi garis depan di masa perang saudara.

Seorang saksi mata Reuters, menceritakan ada satu sekolah, guru menginstruksikan anak-anak kecil untuk berbaring telungkup di tanah dengan tangan di atas kepala.

Sebagai informasi Hizbullah yang didukung Iran dan sekutunya, Gerakan Amal Syiah, menuduh Pasukan Lebanon (LF), sebuah partai Kristen yang memiliki hubungan dekat dengan Arab Saudi, menyerang para pendukungnya. Penyeranga dituduhkan saat mereka berkumpul untuk menuntut pencopotan seorang hakim yang menyelidiki ledakan pelabuhan tahun lalu.

Menteri Dalam Negeri Bassam Mawlawi menyebut penembak jitu telah melepaskan tembakan dan membidik kepala orang. Namun LF telah membantah terlibat dan mengutuk kekerasan.

Bahkan LF balik menuding Hizbullah yang dianggap telah melakukan 'hasutan' terhadap Hakim Tarek Bitar, penyelidik utama ledakan pelabuhan, yang telah menewaskan 200 orang dan melukai ribuan itu.

 

Tentara awalnya menyebut tembakan telah menargetkan pengunjuk rasa saat mereka melewati lingkaran lalu lintas Teyouneh yang memisahkan lingkungan Kristen dan Muslim Syiah. Lalu dilaporkan terjadi "pertempuran dan baku tembak" saat para pengunjuk rasa sedang dalam perjalanan menuju lokasi demonstrasi.

Insiden tersebut terjadi setelah peringatan berulang-ulang dari Hizbullah dan sekutunya bahwa melanjutkan penyelidikan Bitar akan memecah Lebanon. Kekerasan bisa menciptakan dalih untuk menutup atau mengesampingkan penyelidikan lebih lanjut atas ledakan tersebut.

Presiden Michel Aoun bersumpah bahwa mereka yang bertanggung jawab atas penembakan pada Kamis bakal dimintai pertanggung jawaban. Dalam pidato yang disiarkan di televisi, Aoun menyebut bahwa penggunaaan senjata sebagai “sarana komunikasi” antara faksi yang bersaing di Lebanon tidak dapat diterima.

Tentara dikerahkan secara besar-besaran di daerah sekitar Teyouneh dan akan melepaskan tembakan ke setiap orang bersenjata di jalan. Sembilan orang telah ditangkap pihak keamanan, termasuk ada seorang warga Suriah.