Menu

Wartawan Afghanistan Meratapi Masa Depan yang Suram Bagi Kelangsungan Media di Bawah Pemerintahan Taliban

Devi 23 Oct 2021, 09:26
Foto : Wartawan Afghanistan Nematullah Naqdi. kiri, dan Taqi Daryabi tiba di kantor surat kabar mereka setelah dibebaskan dari tahanan Taliban, di Kabul [File: Wakil Kohsar/AFP]
Foto : Wartawan Afghanistan Nematullah Naqdi. kiri, dan Taqi Daryabi tiba di kantor surat kabar mereka setelah dibebaskan dari tahanan Taliban, di Kabul [File: Wakil Kohsar/AFP]

Ahmadi mengatakan dia mencoba bekerja sebagai jurnalis di Imarah Islam Taliban, tetapi dengan cepat menjadi jelas bahwa itu akan terlalu sulit. Ada laporan tentang Taliban menyiksa wartawan, menyita peralatan mereka, memukuli mereka di jalan-jalan kota utama, memenjarakan mereka selama berminggu-minggu dan menerapkan undang-undang media baru yang membatasi. Pada bulan September, Ahmadi termasuk di antara ratusan jurnalis dan pekerja media Afghanistan lainnya, termasuk rekan-rekan TOLO-nya, yang telah meninggalkan negara itu.

Eksodus wartawan telah menimbulkan pertanyaan serius tentang masa depan media di Afghanistan, di mana kebebasan pers adalah salah satu dari sedikit keuntungan nyata yang diperoleh dari 20 tahun pendudukan Barat.

Steven Butler, koordinator program Asia di Committee to Protect Journalists (CPJ), mengatakan situasi media saat ini di Afghanistan mirip dengan Myanmar.

Seperti Afghanistan, Myanmar juga mengalami pergolakan politik baru-baru ini yang mengakhiri pemerintahan semi-demokratis yang didukung Barat yang kontroversial dan menyebabkan pelarian langsung pekerja media negara itu.

Butler khawatir bahwa, seperti Myanmar, masa depan media Afghanistan "suram", tetapi dia mengerti mengapa begitu banyak jurnalis meninggalkan kedua negara itu, beroperasi di pengasingan.

 

Halaman: 234Lihat Semua