Menu

Wartawan Perempuan Pertama di Indonesia, Roehana Koeddoes Bertudung Khas Minang Tampil di Google Doodle Hari Ini

Rizka 8 Nov 2021, 13:29
google
google

RIAU24.COM -  Sosok Roehana Koeddoes tampil di Google Doodle hari ini. Ia diberi penganugerahan gelar pahlawan nasional di Istana Negara oleh Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.

Roehana Koeddoes menggunakan tudung khas Minang, saat gambar itu pun di klik, tertera nama wanita tersebut.

Dari berbagai sumber yang berhasil dihimpun, Roehana Koeddes merupakan sosok seorang wartawan perempuan asal Sumatera Barat (Sumbar).

Ia punya pertalian saudara dengan Sutan Sjahrir, penyair kondang Chairil Anwar dan H. Agus Salim.

Roehana Koeddoes lahir di Koto Gadang, Kecamatan Ampekkoto, Kabupaten Agam, Sumbar, pada 20 Desember 1884 dan meninggal di Jakarta pada 17 Agustus 1972 pada usia 87 tahun.

Roehana Koeddoes juga merupakan wartawan perempuan pertama di Indonesia, yang kini dikenal sebagai pahlawan nasional, diberi penganugerahan gelar di Istana Negara oleh Presiden Joko Widodo pada 2019. Penganugerahan gelar pahlawan nasional bagi Roehana Koeddoes diputuskan antara Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan dengan Presiden.

Ia tak serta merta mendapat gelar pahlawan. Lantaran sudah pernah dua kali diusulkan Pemprov Sumbar sebagai pahlawan nasional. Terakhir kali diusulkan pada 2018 lalu. 

Roehana Koeddoes menjadi wartawan, sebelum negara ini bernama Indonesia.

Ia hidup pada zaman yang sama dengan Kartini, di mana akses perempuan untuk mendapat pendidikan yang baik sangat dibatasi.

Kiprahnya di dunia jurnalistik dimulai dari surat kabar Poetri Hindia pada 1908 di Batavia yang dianggap sebagai koran perempuan pertama di Indonesia. Sebelum mendirikan surat kabar Soenting Melajoe, ia juga berkiprah di surat kabar Oetoesan Melajoe yang sudah terbit sejak 1911.

Pengalamannya mendapat apresiasi dari Datoek Soetan Maharadja alias DSM, pemilik Oetoesan Melajoe yang kemudian mendukung Roehana Koeddoes menerbitkan Soenting Melajoe pada 10 Juli 1912. Ia juga mempelopori berdirinya dapur umum dan badan sosial untuk membantu para gerilyawan.