Menu

Menyedihkan, Sempat Jadi Miliarder, Kini Warga Tuban Mendadak Jadi Miskin

Devi 4 Feb 2022, 17:28
Foto : Internet
Foto : Internet

RIAU24.COM -  Beberapa waktu lalu, ratusan warga di Tuban, Jawa Timur, tertimpa rezeki nomplok. Mereka mendapatkan uang ratusan juta hingga miliaran rupiah setelah menjual lahan ke PT Pertamina (Persero).

Desa Wadung dan Desa Sumurgeneng adalah daerah yang terdampak pembebasan lahan oleh Pertamina. Setelah menerima uang dari pembebasan lahan tersebut, tak heran jika kampung di Tuban itu mendapat julukan Kampung Miliarder Tuban. Namun, hampir setahun jadi Kampung Miliarder, kini dikabarkan warganya mendadak jatuh miskin.

Februari 2021 lalu, kampung di Tuban viral karena ratusan warganya mendadak jadi miliarder. PT Pertamina (Persero) telah membeli lahan mereka untuk pembebasan lahan dan memberikan sejumlah uang untuk ganti rugi. Biaya ganti rugi yang diterima berbeda tiap individu, tergantung luas dan jumlah lahan yang mereka miliki.

Meski begitu, mereka bisa mendapat ratusan juta hingga miliaran rupiah satu orang. Nggak heran kalau banyak dari mereka yang langsung membelikan uang mereka banyak hal. Seperti lahan baru, rumah, hingga mobil mewah.

Mayoritas lahan yang dibebaskan oleh Pertamina di Desa Wadung adalah perumahan, sedangkan banyak warga Desa Sumurgeneng yang menjual lahan pertanian mereka. Sayangnya, belum juga satu tahun berlalu, uang para warga sudah habis. Sempat jadi miliarder, kini mereka jatuh miskin.

Banyak warga yang merasa dibohongi oleh Pertamina dan menyesal telah merelakan lahan mereka untuk dijual. Mereka merasa dibohongi karena sebelum menjual lahan, Pertamina mengatakan akan memberikan pekerjaan kepada warga. Namun, ada warga yang hingga kini belum mendapatkan pekerjaan itu.

Warga pengangguran dan susah makan

Seperti seorang warga bernama Musanam, yang menjual rumah dan tanahnya kemudian dijanjikan bakal dipekerjakan jadi pembersih rumput di Grass Root Refinery (GRR) Tuban. Setelah uang ganti rugi sebesar Rp 500 juta diterima, ia membelikan rumah dan lahan di tempat lain. Namun, pihak projek kilang minyak itu tak kunjung memberikannya pekerjaan.

Sayangnya, setelah membelanjakan semua uangnya, ia kini tak memiliki pekerjaan. Bahkan, untuk makan pun Musanam harus menjual 3 dari 6 sapinya. 

Tak hanya Musanam, beberapa warga lain juga merasakan hal yang sama. Tidak punya pekerjaan dan uang mulai menipis. Warga pun berkumpul mendemo GRR Tuban untuk menagih pekerjaan yang dijanjikan.

Melihat fenomena yang dialami warga Kampung Miliarder Tuban ini, banyak warganet hingga pakar berkomentar. Mereka dinilai belum siap menghadapi proses perubahan yang begitu cepat. Awalnya warga biasa, tiba-tiba mendapat uang nomplok miliaran rupiah. Belum lagi, tak ada bimbingan perihal pengelolaan uang. 

Alhasil, warga seperti kehilangan arah dalam membelanjakan uang mereka. Salah satunya adalah budaya konsumtif yang dimiliki para warga. Salah satu buktinya, setelah mendapat uang ganti rugi, banyak warga yang membeli mobil. Namun, ternyata mereka belum bisa menyetir dengan benar. Alhasil, belasan mobil harus masuk bengkel.


Berbeda dengan warga yang jadi pengangguran dan mulai kehabisan uang, banyak warga di Desa Sumurgeneng yang keadaan ekonominya semakin baik. 

Kades Sumurgeneng pun mengatakan bahwa banyak warga yang dulunya petani, kini tetap bekerja jadi petani. Lahan yang dikerjakan pun makin luas, meski jarak yang ditempuh lebih jauh karena letaknya berbeda dari tempat tinggal mereka.

Banyak pula warga yang telah mendapatkan pekerjaan di GRR Tuban sesuai yang dijanjikan.