Menu

Kisah Cinta Menteri Suharso Monoarfa dan Nurhayati Effendi Tumbuh Sejak 2008

Rizka 27 Mar 2022, 21:15
Google
Google

RIAU24.COM -  Satu dekade lebih bersama membina bahtera rumah tangga, kabar tak sedap kini datang dari pasangan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Suharso Monoarfa & istri, Nurhayati Effendi.

Kisah cinta dimana Suharso Monoarfa dan Nurhayati Effendi tak banyak dikulik media. Pernikahan keduanya baru diketahui publik 2011 silam.

Dilansir dari Tribunnews.com, Suharso Monoarfa mengaku telah menikahi Nurhayati setelah kenal setahun sebelumnya.

Ia menceritakan bahwa wanita itu ia nikahi saat menjadi anggota DPR RI sekitar awal 2009. Dan ia mulai menjajaki hubungan asmara sejak 2008.

"Saya sudah PDKT (pendekatan) sejak 2008, dan menikahi dia tahun 2009. Jadi jauh hari sebelum jadi menteri," ucap Suharso saat itu.

Mengikuti jejak suaminya, Suharso Monoarfa, Nurhayati saat ini menjadi Anggota DPR RI.

Hj. Nurhayati Effendi lahir pada 20 November 1969.

Dia terpilih jadi anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Barat XI, yang meliputi Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Garut sejak 1 Oktober 2014.

Nurhayati Effendi merupakan politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dimana Suharso Monoarfa menjabat sebagai ketua umum.

Sebagai anggota DPR RI, Nurhayati Effendi saat ini menjabat sebagai anggota Panitia Khusus (Pansus) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Suharso Monoarfa memberi tanggapan tentang perceraian dirinya. Ia mengatakan persoalan perceraian dirinya merupakan masalah domestik. Namun sebagai pejabat publik, Suharso menyebut publik berhak mendapat informasi yang tepat.

"Tetapi karena saya pejabat publik, maka publik perlu memperoleh informasi yang lurus bukan yang dibengkokkan," sebut Suharso, Sabtu, (26/3).

Ketua Umum PPP ini menyebutkan dirinya sebagai seorang muslim tidak diperkenankan membicarakan pasangannya di area publik.

"Sebagai muslim yang baik, tidak boleh kita membicarakan hal terkait dengan pasangan," kata Suharso mengutip sebuah hadits Nabi.

Dia juga mengutip sebuah ayat Al-Quran yang menyebutkan bahwa pasangan suami istri berfungsi sama-sama sebagai pakaian satu dengan lainnya.

"Jadi, kita mesti saling merawat dengan baik. Bilamana pakaian itu tidak kita gunakan bukan berarti kita mengoyak dan mencampakkannya begitu saja," tegas Suharso.

Suharso menegaskan saat memulai pernikahan dilakukan dengan cara yang baik, maka saat mengakhirinya juga dengan cara yang baik pula.

"Karena saya memulai dengan baik-baik, berakhir pun harus dengan baik-baik juga pula, tidak saling merugikan," tegas Suharso.

Keputusan ini diambil sebagai mekanisme yang harus ditempuh untuk mengakhiri persoalan baik dari sisi syariat maupun hukum formal.