Menu

Peneliti China Buat Gempar Usia Klaim Dapat Sinyal dari Alien, Ternyata Ini Faktanya

Amastya 20 Jun 2022, 10:35
Ilustrasi/pexels
Ilustrasi/pexels

RIAU24.COM Peneliti China menyebabkan kegemparan besar di komunitas ilmiah ketika mereka mengklaim bahwa teleskop Sky Eye telah mengambil sinyal yang mereka yakini berasal dari alien. 

Namun, klaim itu kini dipertanyakan oleh seorang peneliti Amerika, Dan Werthimer, yang bekerja untuk Search for Extraterrestrial Intelligence (SETI) di University of Berkeley, California.

Werthimer bersama rekan penulisnya pada proyek penelitian yang pertama kali melihat sinyal tersebut, percaya bahwa sinyal tersebut sebenarnya berasal dari gangguan manusia. 

Berita tentang sinyal yang datang dari alien dilaporkan oleh banyak media setelah muncul di surat kabar resmi Kementerian Sains dan Teknologi China.

Klaim tersebut menemukan lebih banyak pijakan karena sinyal radio pita sempit yang ditemukan oleh teleskop radio tidak ditemukan dari sumber alami, tetapi Werthimer mengatakan kemungkinan besar itu adalah sinyal buatan.

"Masalah besar, dan masalah dalam kasus khusus ini, adalah kami mencari sinyal dari makhluk luar angkasa, tetapi yang kami temukan adalah miliaran sinyal dari bumi," kata Werthimer dikutip dari Live Science.

“Itu adalah sinyal yang sangat lemah, tetapi penerima cryogenic pada teleskop sangat sensitif dan dapat menangkap sinyal dari ponsel, televisi, radar, dan sateli yang semakin banyak di langit setiap hari. hal ini adalah jenis baru dalam permainan, dan anda tidak tahu semua cara yang berbeda bahwa gangguan dapat masuk ke data anda dan merusaknya," jelas Werthimer.

Terlepas dari klaim pihak berwenang, tim ilmuwan tetap berhati-hati dalam pendekatan mereka dan tetap membuka kemungkinan bahwa sinyal tidak berasal dari sumber asing.

"Ini adalah beberapa sinyal elektromagnetik pita sempit yang berbeda dari masa lalu, dan tim saat ini sedang mengerjakan penyelidikan lebih lanjut," kata Zhang Tongjie, kepala ilmuwan di China Extraterrestrial Civilization Research Group di Beijing Normal University, dalam laporan tersebut.

"Kemungkinan sinyal yang mencurigakan adalah semacam gangguan radio juga sangat tinggi, dan perlu dikonfirmasi lebih lanjut dan dikesampingkan. Hal Ini mungkin akan menjadi proses yang panjang."