Menu

Stephen Hawking Ramal Hari Kiamat, Sebut Kurang Dari 100 Tahun Alam Semesta Akan Musnah

Zuratul 4 Aug 2022, 08:36
Potret Ilmuan Fisika Dunia, Profesor Stephen Hawking/twitter
Potret Ilmuan Fisika Dunia, Profesor Stephen Hawking/twitter

RIAU24.COM - Ilmuwan fisika Stephen Hawking pernah membeberkan ramalannya soal kiamat alias kehancuran alam semesta. 

Semasa hidupnya, Profesor Hawking terbilang orang yang sangat rajin bersuara dalam membahas nasib Bumi.

Melansir Mirror, berikut ini adalah 5 skenario kiamat versi Stephen Hawking

1. Bumi jadi bola api

Hawking meramalkan kita bisa saja mati dalam kurun waktu kurang dari 600 tahun jika Bumi mengalami overpopulasi dan konsumsi energi berlebihan yang dilakukan manusia terus berlangsung. 

Dalam Tencent WE Summit Beijing, Hawking memberikan pendapatnya dalam ancaman Bumi menjadi bola api.

"Di tahun 2600, populasi dunia akan penuh dan konsumsi listrik akan membuat Bumi bercahaya merah panas," ujarnya.

2. Kekuasaan robot

Profesor Hawking juga takut bahwa kecerdasan buatan akan mengambil alih kekuasaan manusia.

"Kita harus memajukan pengembangan kecerdasan buatan tapi harus waspada dengan bahayanya yang sangat nyata. Aku takut AI akan menggantikan manusia. Jika orang-orang mendesain virus komputer, seseorang akan mendesain AI yang bereplika sendiri," kata Hawking.

3. Konflik dan perang antar manusia

Ketakutan Stephen Hawking selanjutnya adalah agresi yang dilakukan manusia kepada manusia lainnya misalnya perang. Bukan hal yang mustahil jika perang saudara justru akan menjadi awal kiamat di Bumi.

4. Planet baru

Hawking percaya, jika kita tidak mencari planet lain yang bisa kita huni dalam waktu dekat, setidaknya dalam 100 tahun, Bumi bisa hancur dan memusnahkan seluruh peradaban manusia. 

Apalagi jika terjadi perubahan iklim, overpopulasi dan pandemi masih akan mengancam manusia terus menerus.

5. Donald Trump

Hawking mengatakan bahwa Donald Trump yang saat itu menjadi presiden bisa membuat kebijakan yang mengancam keselamatan Bumi. 

Apabila Trump saat itu juga mengumumkan tidak akan menandatangani perjanjian Paris tentang perubahan iklim.

Dimana isi perjanji Paris tersebut ialah "Mengurangi tingkat emisi gas rumah kaca dan aktivitas serupa, guna meminimalkan emisi gas serta mencapai target emisi net zero atau nol bersih. Seluruh negara wajib memiliki dan menetapkan target pengurangan emisinya," dikutip dari kompas.

(***)