Menu

Tragis! Remaja ini Diserang Secara Brutal Oleh Buaya Saat Memancing Bersama Teman-temannya

Devi 9 Aug 2022, 15:07
Tragis! Remaja ini Diserang Secara Brutal Oleh Buaya Saat Memancing Bersama Teman-temannya
Tragis! Remaja ini Diserang Secara Brutal Oleh Buaya Saat Memancing Bersama Teman-temannya

RIAU24.COM - Kepala dan lengan seorang remaja dicabik-cabik secara brutal dari tubuhnya ketika dia diserang seekor buaya saat memancing dengan teman-teman sekelasnya.

Farjan Idham, 15 tahun, sempat beristirahat sejenak di atas kayu gelondongan selama perjalanan di Danau Tolire di Kota Ternate, Indonesia, tempat terjadinya insiden mengerikan itu pada Selasa (2 Agustus) lalu.

Reptil ganas itu kemudian membawa tubuhnya keluar dari air dan menyeretnya ke bawah.

Teman-temannya yang ketakutan berusaha menjangkau Farjan untuk menariknya keluar, tetapi ekor binatang itu menghalangi dan mereka terpaksa menyerah, takut mereka akan diserang berikutnya.

Pihak berwenang melancarkan operasi pencarian dan penyelamatan. 

Meski tubuh bocah itu terlihat mengambang di sekitar danau, butuh waktu tiga hari untuk diangkat karena keberadaan buaya di sekitar mayat dan tebing curam di sekitar danau.

Bahkan, seekor buaya terus mendorong tubuh Farjan di sekitar danau.

Kepala Badan SAR Ternate Fathur Rahman mengatakan kepada media setempat, "Mayat korban belum dievakuasi meskipun sudah terlihat muncul di permukaan air karena masih dibawa oleh buaya ke tengah danau."

Petugas berhasil mengeluarkan jasad bocah itu pada Kamis (4 Agustus), ketika mereka melihat kedua lengannya telah robek dan kepalanya hampir terlepas dari tubuhnya.

Jenazahnya dibawa ke rumah duka dan kemudian diberikan kepada keluarganya yang berduka, sementara Danau Tolire ditutup sementara untuk turis.

Indonesia memiliki 14 jenis buaya asli, termasuk populasi reptil muara yang besar dan agresif.

Akhir-akhir ini, serangan buaya telah meningkat saat makhluk-makhluk itu keluar dari habitat biasanya dan lebih dekat ke pemukiman manusia.

Pakar konservasi menyalahkan penangkapan ikan massal dan penciptaan pertanian di wilayah pesisir sebagai penyebab perubahan tersebut.

Penduduk lokal Indonesia juga masih menggunakan sungai untuk mandi dan memancing, sehingga menciptakan kondisi optimal untuk jumlah serangan melonjak.