Menu

Organisasi Miss Universe Resmi Dibeli Taipan Transgender Thailand

Amastya 28 Oct 2022, 14:05
Chakrapong Anne Chakrajutathib, taipan Thailand transgender yang resmi membeli organisasi Miss Universe /Twitter
Chakrapong Anne Chakrajutathib, taipan Thailand transgender yang resmi membeli organisasi Miss Universe /Twitter

RIAU24.COM - Salah satu taipan bisnis transgender terbesar di dunia Chakrapong Anne Chakrajutathib telah membeli The Miss Universe Organization seharga US 20 juta. Pengumuman itu disampaikan perusahaannya pada Rabu (26/10/22).

Chakrapong Anne Chakrajutathib, yang mengendalikan JKN Global Group Public Co. Ltd. adalah seorang selebriti di Thailand yang telah membintangi reality show dan blak-blakan tentang menjadi wanita transgender.

Dia juga seorang aktivis trans terkenal dan membantu mendirikan kelompok nirlaba, Life Inspired For Transsexual Foundation, untuk mempromosikan hak-hak trans.

JKN mengatakan pihaknya memperoleh hak atas kontes Miss Universe dari IMG Worldwide LLC, sebuah perusahaan pemasaran olahraga, bakat, dan acara yang telah memegang Organisasi Miss Universe sejak 2015.

Organisasi Miss Universe telah berpindah tangan sebelumnya.

Mantan Presiden AS Donald Trump adalah pemilik bagian dari hak kontes dari tahun 1996 hingga pembelian IMG.

JKN mengatakan telah mendirikan anak perusahaan di Amerika Serikat, JKN Metaverse Inc., untuk memiliki Organisasi Miss Universe, kontes Miss Universe disiarkan di 165 negara.

Dalam sebuah pernyataan, Chakrapong menggambarkan pembelian itu sebagai tambahan yang kuat dan strategis untuk portofolio perusahaannya.

JKN yang bergerak di bidang distribusi konten, minuman, suplemen makanan, kecantikan dan produk konsumen mengatakan nama Miss Universe akan digunakan untuk mempromosikan produk konsumennya.

Profil Chakrapong di surat kabar Bangkok Post awal tahun ini mengatakan di masa mudanya, dia belajar di sekolah yang semuanya laki-laki di mana dia dilecehkan karena mengidentifikasi diri sebagai perempuan.

Setelah mencapai kesuksesan finansial, dia menghabiskan 40 juta baht (USD 1 juta) untuk operasi penggantian kelamin dan prosedur lainnya, demikian yang dilaporkan surat kabar itu.

Sementara, Thailand menikmati reputasi internasional yang positif dalam hal hak dan gaya hidup komunitas LGBTQ, tidak adanya prosedur bagi orang transgender untuk mengubah jenis kelamin mereka berdasarkan hukum.

Hal itu ditambah dengan perlindungan hukum dan stigma sosial yang tidak memadai, membatasi akses orang transgender ke layanan dan mengekspos mereka pada kemarahan sehari-hari, kata Human Rights Watch yang berbasis di New York dalam sebuah laporan tahun lalu.

(***)