Menu

BRIN: Riset di Indonesia Jalan di Tempat Sejak 50 Tahun Belakangan Ini 

Zuratul 19 Nov 2022, 17:13
Potret Gedung BRIN Badan Riset dan Inovasi Nasional. (Medcom/Foto)
Potret Gedung BRIN Badan Riset dan Inovasi Nasional. (Medcom/Foto)

RIAU24.COM - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko menyebutkan bahwa selama ini riset di Indonesia masih jalan di tempat. 

Hal itu disebabkan oleh adanya permasalahan fundamental riset di Indonesia, yakni rendahnya sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, dan anggaran yang tercecer di berbagai lembaga penelitian dan pengembangan (litbang).

"Kita harus akui ada sesuatu yang kurang. Selama 50 tahun ini dari tahun 70-an itu, Malaysia bergerak cepat, Thailand juga bergerak cepat. Tapi sayangnya kita itu seperti jalan di tempat," kata Handoko dilansir dari laman BRIN, Sabtu (19/11/2022).

Menurut Handoko, riset yang masih jalan di tempat itulah yang menjadi pemikiran dasar dari lahirnya keputusan politik presiden untuk membentuk BRIN. Dia menjelaskan, BRIN dibentuk untuk memecahkan tiga permasalahan fundamental riset di Indonesia.

Dari tiga komponen itu, kata Handoko, SDM yang berperan paling besar. Saat ini, menurut dia, jumlah SDM unggul masih sedikit. Padahal, Indonesia memiliki potensi dengan jumlah SDM yang besar. Dia melihat Indonesia masih punya banyak pekerjaan rumah dalam mencetak SDM unggul.

"Kita masih punya banyak PR dalam mencetak SDM unggul. Jadi kita harus memperbanyak percepatan juga untuk memperbaiki SDM Unggul yang memiliki kapasitas dan kompetensi," ucapnya mengutip Republika. 

Halaman: 12Lihat Semua