Menu

Ribuan Pendemo Berunjuk Rasa Menentang RUU Agen Asing di Georgia

Amastya 9 Mar 2023, 14:27
Ribuan orang turun berdemo di Georgia tolak tentang RUU agen asing /AFP
Ribuan orang turun berdemo di Georgia tolak tentang RUU agen asing /AFP

RIAU24.COM Polisi di Georgia menembakkan gas air mata dan meriam air ke ribuan pengunjuk rasa dan memaksa mereka bubar.

Diketahui, para demonstrasi pada hari Rabu menentang undang-undang agen asing  yang direncanakan yang mirip dengan undang-undang Rusia yang digunakan untuk membungkam para kritikus.

Kerumunan besar pengunjuk rasa berkumpul di depan gedung parlemen Georgia di Tbilisi, mengibarkan bendera Uni Eropa dan Georgia, dan meneriakkan slogan-slogan seperti ‘tidak untuk hukum Rusia’.

Para pengunjuk rasa telah meningkatkan tuntutan mereka agar RUU tentang transparansi pendanaan asing dibatalkan oleh pihak berwenang, yang menurut para kritikus mirip dengan undang-undang Rusia yang memaksa kelompok-kelompok yang berbeda pendapat dan media untuk ditutup.

Pengunjuk rasa Elene Ksovreli, berusia 16 tahun, mengatakan bahwa orang Georgia tidak ingin masa depan mereka terancam.

"Kami tidak akan membiarkan mereka membuat Rusia menentukan masa depan kami. Kami, anak muda, ada di sini untuk melindungi segalanya," katanya.

Sebelumnya pada Rabu, pengunjuk rasa berbaris di jalan raya utama Tbilisi, memegang spanduk bertuliskan ‘Perempuan melawan kendali penuh’, untuk menandai Hari Perempuan Internasional.

AS imbau pemerintah untuk menunjukkan pengekangan dan Zelensky menyerukan kesuksesan demokratis Georgia.

"Kami menginginkan Eropa! Kami menginginkan Barat," kata Tamuna Kirkhvadze, yang merupakan ekonom berusia 37 tahun. "Kami menginginkan masa depan yang cerah bagi anak-anak kami dan kami," tambahnya.

Menanggapi protes yang meningkat, Washington meminta pemerintah Georgia untuk menunjukkan pengekangan dan memungkinkan orang untuk menggelar protes damai.

"Kami mendesak pemerintah Georgia untuk menghormati kebebasan berkumpul secara damai dan protes damai," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price, yang menyerukan pengekangan di semua sisi.

"Kami berdiri bersama rakyat Georgia dan aspirasi yang mereka miliki. RUU itu membahayakan masa depan Euro-Atlantik Georgia," katanya.

"Kami khawatir bahwa pengesahan undang-undang jenis ini akan memiliki konsekuensi bagi kemampuan kami untuk terus menjadi mitra strategis yang telah kami upayakan untuk Georgia dan rakyat Georgia selama beberapa dekade," kata Price.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berharap untuk kesuksesan demokratis di Georgia.

"Tidak ada orang Ukraina yang tidak ingin sukses untuk Georgia kami yang ramah. Keberhasilan demokrasi. Kesuksesan Eropa," kata Zelensky dalam pidato malamnya kepada negara itu.

(***)