Menu

MasyaAllah! Astronot UEA Sebut Awal Ramadhan Penuh Kilau dari Angkasa 

Zuratul 24 Mar 2023, 14:12
MasyaAllah! Astronot UEA Sebut Awal Ramadhan Penuh Kilau dari Angkasa. (Screenshot Video @Astro_Alneyadi/Twitter/Foto)
MasyaAllah! Astronot UEA Sebut Awal Ramadhan Penuh Kilau dari Angkasa. (Screenshot Video @Astro_Alneyadi/Twitter/Foto)

RIAU24.COM - Astronaut asal Uni Emirat Arab (UEA) Sultan AlNeyadi membagikan pemandangan angkasa di awal Ramadhan dai Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). 

Sebelumnya ia tiba di luar angkasa pada 2 Maret setelah diluncurkan ke orbit dengan roket Falcon 9 SpaceX dengan pesawat ruang angkasa Crew Dragon. 

Misinya selama 6 bulan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) menjadikan AlNeyadi sebagai astronaut Arab dengan durasi panjang di angkasa. 

"Ramadan Mubarak. Semoga bulan ini penuh berkah. Berbagi pemandangan malam yang indah dari ISS dengan Anda semua," kicau Al Neyadi di Twitter dalam bahasa Arab dan Inggris, Kamis (24/3).

Dalam video yang diunggahnya, nampak matahari berkilau di ufuk Bumi membentuk lengkungan bercahaya di bagian lingkaran planet lainnya. Matahari itu perlahan tenggelam hingga berwarna kejinggaan.

Di saat lengkungan yang dibentuk cahaya bintang tata surya itu belum hilang, AlNeyadi memperlihatkan bulan sabit tipis melengkung di sisi ISS lainnya. Bulan sabit muda yang merupakan tanda awal bulan Ramadhan itu tampak ditemani Venus dari kejauhan.

Momentum Ramadan jatuh pada bulan kesembilan dalam kalender Islam pada 1444 Hijriah, dan akan berlangsung dari 22 Maret hingga 23 April, tergantung pada penampakan bulan sabit di daerah setempat.

Kalender Islam mengikuti fase bulan. Artinya, tanggal berubah setiap tahun sehubungan dengan kalender Gregorian atau Masehi yang digunakan sebagian besar negara di dunia.

Di saat muslim yang sudah dewasa harus berpuasa selama tak berhalangan dari fajar hingga matahari terbenam, AlNeyadi mengaku tak berpuasa karena alasan teknis.

"Kami benar-benar diizinkan untuk makan makanan yang cukup dan demi mencegah makin kekurangan makanan atau nutrisi atau cairan," kata AlNeyadi, dikutip dari Space.

Dia menambahkan prioritasnya adalah melayani misi. AlNeyadi pun mengaku tidak dapat melakukan aktivitas "yang dapat membahayakan misi atau mungkin membahayakan awak kapal."

(***)