Menu

Heboh Fenomena Hibrida, Ternyata Begini Mitos Gerhana Matahari di Berbagai Negara

Rizka 20 Apr 2023, 17:18
Gerhana matahari hibrida
Gerhana matahari hibrida

RIAU24.COM - Gerhana matahari hibrida sedang berlangsung di Indonesia. Masyarakat di beberapa wilayah di Timur Indonesia menyaksikan gerhana total, sedangkan wilayah lainnya hanya bisa menyaksikan gerhana matahari sebagian.

Melansir cnnindonesia.com, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) K.H. Muhammad Cholil Nafis mengatakan fenomena gerhana matahari merupakan peringatan dari Allah SWT kepada manusia atas perbuatannya di dunia.

"Dalam kacamata keagamaan gerhana matahari itu berkenaan dengan perilaku manusia di muka bumi termasuk kerusakan dan banyaknya maksiat," katanya.

Ia mengatakan fenomena gerhana matahari merupakan kejadian yang  diciptakan Allah SWT supaya manusia sadar dan tunduk kepadaNya.

"Oleh karena itu manusia dianjurkan untuk memperbanyak istighfar, sedekah, shalawat, dan melaksanakan shalat gerhana sebagai bentuk pertaubatan," katanya.

"Dalam surat Yasin itu ada ayat yang berbunyi wa syamsu tajri limustaqarril lahaa."

Terlepas dari hal itu, Indonesia juga memiliki banyak mitos gerhana matahari. salah satunya adalah karena matahari dimakan buto ijo. Selain itu ada juga mitos yang berkembang bahwa ada kesialan yang datang bersama gerhana matahari.

Bukan cuma di Indonesia, di beberapa negara lain berbagai mitos soal gerhana matahari termasuk gerhana matahari hibrida juga beredar:

Mitos Gerhana Matahari 

1. Yunani

"Sebelum orang Yunani paham tentang gerhana (secara ilmiah), mereka berpikir bahwa itu adalah pertanda buruk. Sebuah pertanda dari dewa bahwa mereka sudah melakukan kesalahan," kata David Dearborn, astrofisikawan di Lawrence Livermore National laboratory di California dikutip dari NYTimes.

2. China

"Untuk orang China, gerhana matahari diyakini bahwa ada seekor naga yang memakan matahari."

3. Indian

Indian di dataran Arapaho. Mereka melihat benda-benda langit sebagai saudara kandung. Matahari kakak laki-laki dan bulan sebagai saudara perempuan. Ketika terjadi gerhana matahari, mereka beranggapan bahwa keduanya sedang bertemu.

"Mereka bertanya-tanya apa yang dilakukan oleh kedua saudara tersebut. Apa yang mereka lakukan, apakah mereka berhubungan seks di langit?" kata Anthony Aveni, astronom budaya dan penulis buku In the Shadow of the Moon: The Science, Magic, and Mystery of Solar Eclipses.

4. Suku Maya

Aveni juga mengungkapkan bahwa dalam setiap budaya, gerhana matahari dipandang sebagai interupsi kosmik. Selain itu, gerhana juga dipercaya oleh banyak budaya menjadi penanda kiamat. Susan Milbrath, kurator seni dan arkeologi Amerika Latin di Museum Sejarah Alam Florida, mengungkapkan ada banyak budaya yang percaya gerhana matahari menjadi pertanda akhir zaman.

"Ch'orti, penduduk asli Maya percaya bahwa gerhana matahari yang berlangsung lebih dari satu hari akan menyebabkan akhir dunia. Arwah orang yang sudah meninggal akan hidup kembali dan memakan semua yang ada di bumi," katanya.

Suku Maya lainnya, termasuk Yucatec dan Lacandon menghubungkan gerhana dengan kehancuran total. Lacandon yang tinggal di negara bagian Chiapas di Meksiko mengungkapkan bahwa gerhana matahari akan menyebabkan bumi hancur dan jaguar akan muncul serta memakan banyak orang.

Hal ini digambarkan dengan jelas dalam studi etnografi Aztec abad 16 di Meksiko, The Florentine Codex. Mereka menggambarkan gerhana matahari dalam situasi yang sangat jelas namun menyeramkan.

"Dengan demikian dikatakan, jika gerhana matahari selesai maka dunia akan gelap selamanya. Setan-setan gelap akan turun dan mereka akan memakan kaum pria."

Lauran Danly, seorang astrofisikawan dan kurator Griffith mengungkapkan bahwa gerhana matahari disebabkan oleh mahluk mengerikan yang memakan matahari.

"Bulan benar-benar terlihat seperti menggigit matahari sampai melahapnya penuh."

Ketika matahari mulai muncul kembali, hal ini dianggap sebagai matahari dimuntahkan oleh mahluk mengerikan tersebut.

5. Hindu

Mitos gerhana matahari dalam Hindu, matahari dimakan oleh iblis yang dipenggal kepalanya, Rahu.

Dewa Wisnu, menangkap basah Rahu yang meminum ramuan kehidupan abadi. Dia pun memotong kepala iblis tersebut sebelum ramuan tersebut melewati tenggorokannya. Kepala Rahu pun membalas dendam pada benda-benda langit dengan melahap matahari dan bulan.

Tapi karena Rahu tak lagi punya tubuh, matahari dn bulan akan muncul kembali setelah ditelan iblis tersebut.