Menu

Kisah Kusni Kasdut Pilih Rampok Museum KPK karena Hal Ini

Rizka 24 Apr 2023, 15:04
Kusni Kasdut
Kusni Kasdut

Ketekunan mencari dana revolusi itu membuatnya dijuluki Si Kancil. Konon, dalam aksinya mencari dana, Kusni laksana “Robin Hood.” Harta yang didapat tak seluruhnya diberikan untuk revolusi, tapi juga untuk membantu kaum miskin.

“Kisahnya begini. Ketika perang kemerdekaan lelaki asal Blitar ini bergerilya bersama gerakan rakyat di daerahnya sendiri. Beberapa waktu kemudian ia yang di zaman Jepang sempat belajar sampai kelas dua Sekolah Teknik itu, bergabung dengan Tentara Pelajar pimpinan Mas Isman (sekarang Mayjen) tokoh Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro). Satu waktu pemerintah mengadakan rasionalisasi angkatan bersenjata. Nasib sial menghadang Kusni. Dia termasuk seorang di antara 500 eks TP yang harus bèrhenti,” tertulis dalam laporan Majalah Tempo berjudul Dijual: Mebel Buatan Kusni Kasdut (1977).

“Alasannya tak diberitahu, pokoknya saya jadi susah, urainya. Beberapa kali Kusni mondar-mandir ke Jakarta menghubungi instansi yang tugasnya memang menyalurkan tenaga bekas pejuang. Tapi hasilnya kosong. Yang ada cuma janj-janji saja, padahal waktu itu saya sudah berkeluarga. punya anak satu. Habis akal, bersama beberapa kawannya melakukan pemerasan di Surabaya. Beberapa kali nasibnya mujur.”    

Malang harus diterimanya. Ia ditolak masuk Tentara Nasional Indonesia (TNI). Alasannya karena Kusni  tak terdaftar resmi dalam suatu kesatuan. Terlebih lagi, bekas tembakan serdadu Belanda di kakinya jadi alasan lain penolakan. Karenanya, dalam kasus Kusni Kasdut, revolusi nasional justru tak dapat menjamin kesejahteraan banyak pihak.

Tiada pekerjaan yang layak mampu diusahakan olehnya. Kusni Kasdut pun jatuh dalam kubangan kemiskinan. Dunia hitam lalu ditempuhnya. Dari mencuri hingga menculik. Demi menyelamatkan marwahnya sebagai kepala keluarga. Pun hal itu dilanggengkan ketika dirinya mengadu nasib Jakarta.

Di Jakarta, Ia bermaksud merampok dan menculik seorang keturunan Arab kaya-raya, Ali Badjened untuk mendapatkan uang. Tapi rencananya tak berjalan mulus. Ali Badjened melakukan perlawanan hingga mati terkena peluru Kusni Kasdut. Kejahatan pembunuhan semacam itu langsung menghebohkan seisi Ibu Kota. Nama Kusni Kasdut mendadak terkenal kali kedua. Bukan sebagai pejuang kemerdekaan, tetapi sebagai penjahat kelas kakap.

Halaman: 123Lihat Semua