Menu

Ketum DPP GMNI Tantang Tio Pakusadewo Beri Bukti Monopoli Bisnis di Lapas

Rizka 5 May 2023, 20:26
Tio Pakusadewo
Tio Pakusadewo

RIAU24.COM Ketua Umum DPP GMNI Arjuna Putra Aldino turut menanggapi adanya isu miring yang menyebutkan adanya monopoli bisnis di Lapas.

Dalam kasus ini, anak Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laloy, Yamitema Laoly melalui Jeera Foundation disebut-sebut punya andil dalam praktik tersebut.

Melansir fajar.co.id, Arjuna Putra Aldino mengatakan, Tio Pakusadewo seharusnya memberikan bukti kuat adanya praktik monopoli tersebut. Sebab, pembuktian praktik monopoli cukup kompleks.

Seperti harus disertai pembuktian adanya konsentrasi pasar yang tinggi, tingginya hambatan masuk pasar, hingga homogenitas produk atau layanan yang menunjukan apakah struktur pasar memungkinkan untuk pembentukan suatu kartel atau tidak.

“Sebuah usaha atau bisnis bisa disebut monopoli ada syaratnya, harus disertai pembuktian baik secara structural evidence (bukti struktural) maupun conduct evidence (bukti perilaku). Jadi tidak bisa asal nuduh”, kata Arjuna, Jumat (5/5).

Arjuna menyebutkan bisnis di wilayah Lapas seperti katering, koperasi dan pelatihan keterampilan sudah banyak yayasan terlibat selain Jeera Foundation. Sehingga tidak bisa dikategorikan telah terjadi monopoli.

“Sudah banyak bisnis yang bergerak di Lapas, mulai dari katering, koperasi hingga pelatihan. Artinya pasarnya heterogen tidak bisa disebut monopoli. Kecuali hanya ada satu perusahaan beserta afiliasinya yang menghegemoni pasar tersebut," imbuh Arjuna.

Arjuna mengingatkan agar masyarakat tidak mudah termakan informasi yang beredar. Sebaiknya dicari kebenarannya dahulu sehingga tidak terjadi penyesatan.

“Kalau tuduhannya monopoli silakan dibuktikan. Kan ada syaratnya. Misalnya menguasai lebih dari 50% pangsa pasar. Jangan kita bermain hoax, bikin fitnah. Masyarakat harus jeli di tahun politik ini. Harus memverifikasi kebenaran kabar di media sosial," tutup Arjuna.

Sebelumnya Raden Gusti selaku Pimpinan Jeera Foundation juga angkat bicara terkait isu yang beredar pasca aktor Tio Pakusadewo yang menyebut ada bisnis terselubung di dalam penjara yang melibatkan anak menteri. “Tidak ada monopoli bisnis yang dilakukan” katanya.

Dikatakan, tujuan awal Yayasan Jeera ini dibentuk untuk membina para narapidana supaya mereka itu bisa mengembangkan diri, skill, jati diri dan kemampuan  setelah mereka bebas.

“Saat itu Yamitema diundang salah organisasi kepemudaan yang bicara soal rencana melakukan pembinaan warga binaan, beliau merasa tergerak dengan semangat napi yang ingin hidup lebih baik setelah keluar nanti, tapi mereka tak punya skill sehingga bersepakat membentuk Yayasan Jeera ,” ujar Raden.

Pimpinan Jeera Foundation ini mengatakan sejak dibentuk tahun 2016 lalu, ada sekitar 500 warga binaan yang diberikan pelatihan di bidang keterampilan tas kulit, barista kopi, seni musik,barber, seni lukis, sampai membuat roti. JEERA juga membina kerjasama dengan UNODC dan Parsons School of Design New York untuk mengembangkan design kerajinan kulit bagi para napi.