Menu

Bikin Merinding! Cacing Parasit Bersarang di Tubuh Pasien Kanker Pasca Makan Ini

Zuratul 2 Jan 2024, 17:14
Bikin Merinding! Cacing Parasit Bersarang di Tubuh Pasien Kanker Pasca Makan Ini. (Universitas Airlangga/Foto)
Bikin Merinding! Cacing Parasit Bersarang di Tubuh Pasien Kanker Pasca Makan Ini. (Universitas Airlangga/Foto)

RIAU24.COM -Ditemukan sejumlah cacing parasit yang hidup di dalam tubuh pasien kanker berusia 70 tahun.

Pasien yang tidak disebutkan identitasnya itu awalnya tidak menyadari bahwa dirinya terinfeksi cacing parasit.

Ia baru mengetahui setelah menjalani sejumlah perawatan di rumah sakit untuk penyakit kanker di usus besar atau disebut adenokarsinoma sigmoid lokal yang diidapnya.

Adapun kasusnya itu dipublikasikan di New England Journal of Medicine. 

Dalam jurnal tersebut, pasien dilaporkan tengah menjalani CT scan untuk melihat perkembangan kanker yang diidapnya.

Hasilnya menunjukkan, pasien mengalami koledokolitiasis atau batu dalam saluran empedu, dilatasi saluran empedu, dan kanker yang diidap belum bermetastasis terlalu jauh ke bagian tubuh yang lain.

Dokter kemudian melakukan pemeriksaan dan tindakan lebih lanjut. Pasien dilaporkan menjalani prosedur reseksi tumor laparoskopi, kolesistektomi atau pengangkatan kantong empedu, serta cholangioscopy atau metode endoskopi noninvasif yang digunakan untuk evaluasi diagnostik visual langsung dan intervensi terapeutik simultan pada saluran empedu.

Di tengah-tengah pemeriksaan cholangioscopy, dokter menemukan lima cacing pipih berukuran besar hidup di saluran empedunya. 

Adapun jenis cacing yang ditemukan adalah clonorchis sinensis, sejenis cacing yang tampak pipih dan berbentuk seperti daun. 

Cacing tersebut biasanya kerap ditemukan di wilayah Asia Timur.

"Infeksi terjadi akibat makan ikan atau udang air tawar mentah atau setengah matang. Setelah larva tertelan, mereka muncul dari kista di duodenum, naik ke saluran empedu, dan berkembang menjadi cacing dewasa di saluran empedu, kandung empedu, atau hati," demikian keterangan dalam jurnal tersebut, dikutip Selasa (2/1/2024).

Orang yang mengalami infeksi ini biasanya tidak mengalami gejala yang signifikan. 

Namun, jika tidak diobati, infeksi tersebut dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti peradangan hati, batu empedu, hingga kanker.

Infeksi ini biasanya didiagnosis dengan identifikasi telur parasit dalam sampel tinja, meskipun tes tinja pasien ini negatif. 

Setelah cacing tersebut dikeluarkan, pasien kemudian diberikan pengobatan praziquantel atau obat infeksi cacing, serta menjalani kemoterapi tambahan untuk pengobatan kanker yang diidapnya.

Menurut laporan tahun 2005 dalam jurnal Emerging Infectious Diseases, setidaknya 600 juta orang di seluruh dunia berisiko tertular cacing parasit, namun risiko tertinggi terjadi di Tiongkok, Korea, dan Vietnam.

Pasalnya, cacing ini merupakan endemik dan budaya kuliner seringkali mencakup konsumsi ikan mentah atau setengah matang.

(***)