Menu

Studi: Orang Dengan Long Covid Tidak Boleh Melakukan Olahraga Intens

Amastya 5 Jan 2024, 20:37
Gambar representatif. Temuan penelitian menunjukkan bahwa orang dengan long Covid memiliki kapasitas olahraga yang lebih rendah daripada peserta yang sehat /Pexels-Victor Freitas
Gambar representatif. Temuan penelitian menunjukkan bahwa orang dengan long Covid memiliki kapasitas olahraga yang lebih rendah daripada peserta yang sehat /Pexels-Victor Freitas

RIAU24.COM - Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang dengan long Covid tidak boleh melakukan olahraga intens karena merusak otot mereka dan memperburuk metabolisme.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications pada hari Kamis (4 Januari) mengatakan, "Gejala khas pasien dengan long Covid adalah malaise pasca-aktivitas, yang dikaitkan dengan memburuknya gejala kelelahan dan rasa sakit setelah latihan mental atau fisik akut, tetapi patofisiologi yang mendasarinya tidak jelas."

Penelitian ini melibatkan 25 pasien dengan long Covid yang melaporkan mengalami malaise setelah berolahraga, dan 21 orang yang terinfeksi virus tetapi sembuh total. Tak satu pun dari peserta telah dirawat di rumah sakit.

"Kami memperoleh biopsi darah dan otot rangka sebelum dan sesudah tes latihan maksimal dengan tujuan untuk mempelajari faktor biologis yang berkontribusi terhadap terbatasnya kapasitas olahraga dan malaise pasca-aktivitas pada long Covid. Hasilnya dibandingkan dengan yang diperoleh dari 21 kontrol yang cocok dengan usia dan jenis kelamin yang sepenuhnya pulih dari infeksi SARS-CoV-2 ringan," tambah studi tersebut.

Temuan

Temuan penelitian menunjukkan bahwa orang dengan long Covid memiliki kapasitas olahraga yang lebih rendah daripada peserta yang sehat.

"Semua pasien long Covid mengalami malaise pasca-aktivitas setelah latihan maksimal, meskipun ada heterogenitas yang cukup besar dalam kapasitas olahraga. Gejalanya termasuk nyeri otot, tingkat keparahan kelelahan yang lebih besar, dan gejala kognitif hingga 7 hari setelah latihan maksimal," kata studi tersebut.

Semua peserta melakukan tes latihan kardiopulmoner pada ergometer siklus.

Penyerapan oksigen maksimal dan output daya puncak secara substansial lebih rendah pada pasien long Covid meskipun heterogenitas antar-pasien yang nyata.

"Pasien dengan long Covid memiliki ventilasi maksimal yang lebih rendah dan tekanan parsial end-tidal maksimal CO2 yang lebih rendah menyiratkan fungsi ventilasi yang lebih buruk selama berolahraga," tambahnya.

Berbicara kepada The Guardian, Dr Rob Wüst, seorang penulis studi di VU University Amsterdam mengatakan, "Ini benar-benar menegaskan bahwa ada sesuatu di dalam tubuh yang salah dengan penyakit ini."

Wüst mengatakan temuan itu sebagian menjelaskan mengapa orang dengan long Covid memiliki kapasitas yang lebih rendah untuk berolahraga.

"Ini merusak otot-otot Anda, memperburuk metabolisme Anda, dan itu dapat menjelaskan mengapa Anda merasakan nyeri otot dan kelelahan hingga berminggu-minggu setelah latihan," tambahnya.

(***)