Menu

Miris! Tiap Hari 10 Anak di Gaza Amputasi Kaki Akibat Serangan Bom Israel

Devi 9 Jan 2024, 20:19
Miris! Tiap Hari 10 Anak di Gaza Amputasi Kaki Akibat Serangan Bom Israel
Miris! Tiap Hari 10 Anak di Gaza Amputasi Kaki Akibat Serangan Bom Israel

RIAU24.COM - Kurang lebih ada 10 anak yang kehilangan salah satu atau kedua kakinya setiap di Gaza semenjak perang pecah pada 7 Oktober 2023. Banyak pasien yang diamputasi tanpa anestesi. Hal ini terjadi akibat sangat minimnya pasokan medis dan kebutuhan pokok yang diterima oleh Gaza. Kondisi ini menggambarkan situasi kemanusiaan yang begitu parah tengah terjadi di Palestina akibat pengeboman dari Israel.

Direktur Save the Children untuk wilayah Palestina, Jason Lee menuturkan bahwa penderitaan yang dialami anak-anak di Gaza begitu besar. Kondisi ini makin memilukan terlebih konflik ini dinilai tidak diperlukan dan sebenarnya bisa dihindari.

"Pembunuhan dan pencacatan terhadap anak-anak dikutuk sebagai pelanggaran berat terhadap anak dan pelakunya harus dimintai pertanggungjawaban," ujar Jason dikutip dari CNN, Selasa (9/1/2024).

Kondisi ini merujuk statement yang juga sempat diungkapkan oleh pihak badan anak-anak PBB, UNICEF pada 19 Desember 2023 menyebut sudah ada 1.000 anak yang kehilangan salah satu atau kedua kakinya semenjak perang pecah. Jason menambahkan dokter di Gaza sudah sangat kewalahan untuk merawat pasien-pasien yang masuk rumah sakit karena luka akibat ledakan.

"Dampak melihat anak-anak kesakitan dan tidak memiliki peralatan, obat-obatan untuk mengobati atau meringankan rasa sakit adalah hal yang terlalu berat bahkan bagi para profesional berpengalaman sekalipun," tambahnya.

Jason mendesak gencatan senjata untuk segera dilakukan. Anak-anak hampir tujuh kali lebih berisiko meninggal karena ledakan dibandingkan orang dewasa. Anak-anak termasuk kelompok rentan yang lebih sensitif terhadap cedera.

Ia menuturkan tubuh anak-anak belum sepenuhnya terbentuk. Ledakan yang terjadi di Gaza lebih mungkin melukai hingga organ-organ di bagian dalam tubuh.

"Tengkorak mereka masih belum sepenuhnya terbentuk dan otot-otot mereka yang belum berkembang belum bisa memberikan perlindungan lebih, sehingga bisa merobek organ-organ di perut mereka, bahkan ketika tidak ada kerusakan yang terlihat," pungkasnya.***