Menu

Reaksi Netanyahu Ketika Biden Targetkan Kekerasan Pemukim Yahudi di Tepi Barat

Amastya 2 Feb 2024, 08:12
Pasukan Israel berjaga-jaga di dekat lokasi penembakan di Hebron di Tepi Barat yang diduduki Israel pada 1 Februari 2024 /Reuters
Pasukan Israel berjaga-jaga di dekat lokasi penembakan di Hebron di Tepi Barat yang diduduki Israel pada 1 Februari 2024 /Reuters

Perintah itu berbunyi, "Joseph R Biden Jr, Presiden Amerika Serikat, menemukan bahwa situasi di Tepi Barat – khususnya tingkat kekerasan pemukim ekstremis yang tinggi, pemindahan paksa orang dan desa, dan penghancuran properti – telah mencapai tingkat yang tidak dapat ditoleransi dan merupakan ancaman serius bagi perdamaian, keamanan, dan stabilitas Tepi Barat dan Gaza, Israel, dan kawasan Timur Tengah yang lebih luas."

"Tindakan ini merusak tujuan kebijakan luar negeri Amerika Serikat, termasuk kelangsungan solusi dua negara dan memastikan Israel dan Palestina dapat mencapai ukuran keamanan, kemakmuran, dan kebebasan yang sama. Mereka juga merusak keamanan Israel dan berpotensi menyebabkan destabilisasi regional yang lebih luas di Timur Tengah, mengancam personel dan kepentingan Amerika Serikat," tambahnya.

Tidak ada ruang untuk sanksi AS

Pada Kamis malam, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan tidak ada ruang untuk sanksi AS terhadap pemukim di Tepi Barat yang diduduki.

"Israel bertindak melawan semua pelanggar hukum di mana-mana, jadi tidak ada ruang untuk tindakan luar biasa dalam hal ini," kata sebuah pernyataan oleh kantor Netanyahu.

(***)

Halaman: 12Lihat Semua