Menu

Luhut Kembali Bela Gibran soal Anak Ingusan, Ungkap Kemampuan Bak Jokowi saat Jadi Walikota

Rizka 3 Feb 2024, 10:58
Luhut Binsar Pandjaitan
Luhut Binsar Pandjaitan

RIAU24.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan kembali buka suara soal pandangannya tentang Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor Urut 2, Gibran Rakabuming Raka.

Hal ini disampaikannya melalui unggahan video di akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan. Ia menyatakan ketidaksetujuannya dengan pernyataan yang menyebut Gibran adalah anak ingusan. Menurutnya, Gibran punya keteguhan hati yang besar.

"Calon Wakil Presiden pun saya kenal saudara Gibran dari sejak muda dan bagaimana keteguhan hatinya. Maka saya tidak setuju waktu disampaikan anak ingusan karena orang tidak berhitung," kata Luhut, Sabtu (3/2).

Luhut mengatakan, dirinya belum mengenal Gibran terlalu lama. Hanya saja, Luhut mengaku telah melihat sepak terjang Gibran di Solo sama seperti Jokowi. Pada kala Jokowi masih menjabat sebagai Wali Kota Solo, tidak ada yang pernah menyangka kalau ia akan menjadi Presiden.

"Pak Jokowi waktu beliau jadi walikota tidak ada orang yang pernah menduga Pak Jokowi akan sehebat ini. Karena waktu itu orang bermimpi dan melihat bahwa Pak Jokowi ini hanya Walikota Solo. Masa iya terus bisa jadi presiden? Tapi terus terang saya melihat tidak begitu. Karena saya lihat Pak Jokowi punya determinasi yang tinggi," tuturnya.

Di samping itu, menurut Luhut, Gibran telah menata Kota Solo dengan luar biasa. Ia menilai, kondisi ini persis seperti Jokowi pada kala masih menjabat di Solo.

“Saya lihat Pak Gibran itu juga menata Solo juga luar biasa. Saya pergi beberapa kali ke Solo dan saya lihat dia mengikuti jejaknya Pak Jokowi," kata Luhut.

Dalam keterangan pada unggahan tersebut, Luhut juga menambahkan, dirinya senang tatkala mengetahui bahwa Prabowo Subianto memutuskan untuk mengambil Gibran sebagai Cawapres.

"Jujur saya senang, karena beliau memberikan contoh baik kepada kita semua untuk tidak pernah memandang sebelah mata orang lain. Karena boleh jadi mereka punya kemampuan khusus yang selama ini tak terlihat karena tidak mendapat kesempatan," jelasnya.