Menu

PBB Cemas soal Nasib Warga Usai Netanyahu Umumkan Mau Serang Rafah

Zuratul 10 Feb 2024, 19:21
Potret Kondisi Jalur Gaza
Potret Kondisi Jalur Gaza

RIAU24.COM -Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) cemas akan nasib warga Palestina di Rafah yang berada di selatan Jalur Gaza

Kekhawatiran ini muncul usai Israel berencana menyerang kawasan tersebut.

Juru Bicara PBB Stéphane Dujarric mengatakan, pihaknya khawatir sekitar 1,3 juta warga Palestina yang mengungsi di Rafah akan terusir dari wilayah tersebut.

"Kami sangat khawatir tentang nasib warga sipil di Rafah," kata Dujarric kepada wartawan di New York, AS, seperti dikutip Anadolu Agency, Jumat (9/2).

"Yang jelas adalah bahwa orang-orang perlu dilindungi. Kami juga tidak ingin melihat pemindahan paksa, pemindahan massal paksa terhadap masyarakat, yang menurut definisi bertentangan dengan keinginan mereka," ucapnya melanjutkan.

Dujarric juga menegaskan, PBB tidak mendukung upaya pemindahan paksa apa pun yang berlawanan dengan hukum internasional.

"Kepadatan penduduk Rafah yang belum pernah terjadi sebelumnya membuat hampir tidak mungkin untuk melindungi warga sipil jika terjadi serangan darat," kata Dujarric.

Senada, Kepala Kemanusiaan PBB Martin Griffiths juga mengeluarkan pernyataan serupa mengenai perlindungan bagi warga Palestina di Rafah.

"Tidak ada tempat tersisa untuk menyelamatkan diri di Gaza," kata Griffiths, seperti dikutip CNN.

Griffiths menuturkan, lebih dari 1 juta warga Palestina telah mengalami penderitaan yang tak terpikirkan serta terus berpindah-pindah mencari tempat aman.

Ia pun mendesak perlindungan terhadap warga sipil, termasuk dipenuhinya kebutuhan vital warga seperti tempat tinggal, makanan, dan akses kesehatan.

Komentar Dujarric dan Griffiths ini merespons pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Kamis (8/2) yang meminta militer merencanakan 'evakuasi penduduk' Palestina dari Rafah.

Netanyahu melontarkan seruan itu menjelang serangan darat pasukan militer Zionis ke daerah perbatasan Gaza dan Mesir tersebut.***