Menu

Tega, Seorang Ibu Naik Kelas Bisnis Usai Meninggalkan Bayinya di Kelas Ekonomi, Picu Perdebatan Online

Devi 26 Feb 2024, 09:04
Tega, Seorang Ibu Naik Kelas Bisnis Usai Meninggalkan Bayinya di Kelas Ekonomi, Picu Perdebatan Online
Tega, Seorang Ibu Naik Kelas Bisnis Usai Meninggalkan Bayinya di Kelas Ekonomi, Picu Perdebatan Online

RIAU24.COM - Ellis Cochlin, seorang ibu, baru-baru ini menjadi pusat perdebatan sengit di dunia maya. Dia menceritakan keputusannya untuk terbang dengan kelas satu dalam perjalanan lintas benua dan meninggalkan bayinya yang berusia 11 bulan serta pacarnya di dalam bus.

Klip TikTok Cochlin yang mendokumentasikan pengalaman solonya yang berkelas mendapat banyak perhatian, baik pujian maupun kritik.

Dalam video tersebut, Cochlin dengan jujur ​​mempertanyakan apakah dia salah karena memilih menikmati kemewahan kelas satu sementara pacarnya, Rob, dan putri mereka, Prim, tetap berada di kelas ekonomi. Ia mengungkapkan keinginannya untuk beristirahat sejenak dari tantangan perjalanan jarak jauh dengan membawa bayi, dan menekankan sulitnya mengatur penerbangan solo dengan anak kecil.

Bagi Cochlin, godaan untuk mendapatkan penerbangan tanpa bayi merupakan hal yang sangat menarik. Saat dia menetap di ruang bisnisnya yang luas, dia menikmati kesempatan untuk bersantai dan menikmati kenyamanan perjalanan kelas satu, memanjakan dirinya dengan makanan gourmet dan memanjakan fasilitas seperti handuk panas. Namun, keputusannya memicu perpecahan pendapat di kalangan pemirsa.

Kritikus berpendapat bahwa pilihan Cochlin egois dan tidak pengertian, menunjukkan bahwa tanggung jawab mengasuh anak harus dibagi secara merata di antara pasangan, terutama selama perjalanan. Beberapa pihak menunjukkan potensi bahaya meninggalkan bayi tanpa pengawasan di kursi pesawat, menyoroti kekhawatiran tentang turbulensi dan aksesibilitas masker oksigen.

Meski ada yang mengecam keputusan Cochlin, ada pula yang memujinya karena memprioritaskan perawatan diri dan mengakui tantangan menjadi orang tua tunggal. Para pendukung memujinya karena mengakui keinginan Rob untuk berbagi tugas sebagai orang tua dan mengambil istirahat yang layak setelah mengambil sebagian besar tanggung jawab pengasuhan anak.

Meskipun mendapat reaksi keras, Cochlin membela tindakannya, bahkan mengatakan bahwa penerbangan tanpa bayi seperti musik di telinganya. Dia juga menjelaskan bahwa Rob dengan rela menawarinya kesempatan untuk menikmati penerbangan bebas stres, karena dia sangat ingin merasakan pengalaman terbang bersama putri mereka untuk pertama kalinya. Dia juga menekankan perbedaan prioritas pengeluaran mereka, dimana Rob lebih memilih untuk berinvestasi dalam pengalaman bersantap sementara dia lebih menyukai perjalanan mewah.

Pada akhirnya, pengalaman Cochlin menyoroti kompleksitas pengasuhan anak modern dan pentingnya perawatan diri. Walaupun pendapatnya mungkin berbeda mengenai tindakannya, kisahnya menuntun kita untuk merenungkan keseimbangan antara kesenangan pribadi dan tanggung jawab keluarga. Ketika perdebatan terus berlanjut, satu hal yang masih jelas: menavigasi klub mile cry bukanlah hal yang mudah, dan setiap orang tua berhak mendapatkan waktu untuk bernapas, bahkan pada ketinggian  30.000 kaki. ****