Menu

112 Warga Gaza Dibantai Israel saat Berebut Makanan, Palestina Minta DK PBB Bertindak Tegas! 

Zuratul 1 Mar 2024, 14:11
112 Warga Gaza Dibantai Israel saat Berebut Makanan, Palestina Minta DK PBB Bertindak Tegas!. (X/Foto)
112 Warga Gaza Dibantai Israel saat Berebut Makanan, Palestina Minta DK PBB Bertindak Tegas!. (X/Foto)

RIAU24.COM -Duta Besar (Dubes) Palestina untuk PBB Riyad Mansour meminta Dewan Keamanan (DK) PBB untuk mengutuk pembunuhan lebih dari 100 orang di Gaza yang ditembaki saat berebut bantuan makanan.

"Dewan Keamanan harus mengatakan cukup sudah," kata Mansour kepada wartawan, seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (1/3/2024).

Komentar Mansour ini disampaikan setelah pasukan Israel menembaki warga Palestina yang mencoba mendapatkan bantuan makanan pada Kamis (29/2) pagi waktu setempat.

Menurut kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas tersebut, kekacauan itu menewaskan 112 orang dan melukai 760 orang.

"Pembantaian keterlaluan ini merupakan bukti atas fakta bahwa selama Dewan Keamanan dilumpuhkan dan diveto, maka hal ini akan mengorbankan nyawa rakyat Palestina," katanya.

Sebagai salah satu dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara, Amerika Serikat (sekutu terbesar Israel) memiliki hak veto yang telah digunakan sebanyak tiga kali sejauh ini untuk melarang badan tersebut menyerukan gencatan senjata segera di wilayah Palestina.

Mansour mengatakan dia telah bertemu dengan Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield usai pembantaian di Gaza tersebut.

"Saya meminta padanya agar Dewan Keamanan harus mengeluarkan produk yang mengutuk pembunuhan ini dan mengejar mereka yang bertanggung jawab atas pembantaian ini," katanya.

Dewan Keamanan PBB bertemu pada Kamis sore waktu setempat secara tertutup untuk membahas kejadian pagi hari di Gaza utara tersebut. 

Pertemuan ini diadakan atas permintaan Aljazair.

"Kami semua sangat khawatir dan sedih atas kematian lebih dari seratus warga Palestina dan lebih banyak lagi yang terluka hari ini di Gaza utara," kata wakil duta besar AS untuk PBB Robert Wood sebelum memasuki pertemuan tersebut, dan menyebutnya sebagai "hari yang tragis."

(***)