Menu

Grace Natalie soal Polemik Suara PSI Naik Tak Wajar, Sindir Partai Pengusung Anies 

Zuratul 4 Mar 2024, 11:44
Grace Natalie soal Polemik Suara PSI Naik Tak Wajar, Sindir Partai Pengusung Anies.
Grace Natalie soal Polemik Suara PSI Naik Tak Wajar, Sindir Partai Pengusung Anies.

RIAU24.COM -KPU RI jika merujuk dengan jadwal yang telah ditentukan akan menutup rekapitulasi suara Pemilu 2024 pada 20 Maret 2024. 

Jelang penutupan suara Pemilu 2024, jumlah suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tengah jadi sorotan.

PSI yang awalnya diprediksi tidak akan lolos ambang batas suara Pemilu 2024 mendapat penambahan suara yang jumlahnya sangat signifikan.

Rekapitulasi suara sementara KPU menunjukkan PSI telah meraih 3,13 persen suara dari pemilihan anggota DPR RI per Senin (4/3) pukul 07.00 WIB. 

Dalam periode waktu itu, suara yang terhitung mencapai 65,73 persen.

PSI artinya hanya membutuhkan kurang dari satu persen suara, tepatnya 0,87 persen suara, untuk dapat mencapai ambang batas parlemen (parliamentary threshold) empat persen. 

Jika berhasil mencapai ambang batas, maka untuk pertama kalinya, PSI dapat menduduki kursi DPR RI di Senayan.

Publik pun dibuat gaduh dengan meledaknya suara PSI. Terkait polemik penambahan suara PSI ini, Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie menganggap kondisi tersebut sangat wajar.

Grace pun mempertanyakan pihak-pihak yang tendesius dengan perolehan suara PSI saat ini.

“Penambahan termasuk pengurangan suara selama proses rekapitulasi adalah hal wajar. Yang tidak wajar adalah apabila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut,” kata Grace Natalie seperti dikutip dari Antara.

Grace pun menambahkan berbagai kemungkinan masih dapat terjadi selama KPU masih merekapitulasi suara para pemilih dalam Pemilu 2024.

Namun Grace yakin partai yang dipimpin oleh anak Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep dapat mencapai ambang batas parlemen.

"Apalagi hingga saat ini masih lebih dari 70 juta suara belum dihitung dan sebagian besar berada di basis-basis pendukung Jokowi di mana PSI mempunyai potensi dukungan yang kuat,” ucapnya.

Grace menilai perbedaan itu tidak hanya dialami PSI, tetapi juga partai-partai lain. 

Grace menyebut dari hasil quick count Indikator, suara PKB dan Partai Gelora juga lebih besar di rekapitulasi suara KPU dibandingkan dengan hasil hitung cepat.

Oleh karena itu, Grace menyesalkan penilaian beberapa pihak yang dia nilai tendensius terhadap PSI.

“Kenapa yang disorot hanya PSI? Bukankah kenaikan dan juga penurunan terjadi di partai-partai lain? Dan itu wajar karena penghitungan suara masih berlangsung,” kata Grace.

(***)