Menu

Mengapa Tahun 2026 Akan Menjadi Akhir Dunia atau Kiamat Menurut Para Ilmuwan 

Zuratul 18 Mar 2024, 15:26
Ilustrasi.
Ilustrasi.

RIAU24.COM -Belakangan ini, prediksi tentang berakhirnya dunia telah menarik perhatian publik. 

Salah satu teori yang menonjol adalah prediksi oleh Heinz von Foerster. 

Heinz von Foerster ialah seorang fisikawan Austria-Amerika, yang menyatakan bahwa populasi manusia yang terus meningkat akan mencapai titik di mana bumi tidak lagi dapat mendukung kehidupan.

Von Foerster, yang merupakan pendiri Laboratorium Komputer Biologi di Universitas Illinois, mengembangkan teori ini pada tahun 1960. 

Ia menghitung bahwa jika pertumbuhan populasi manusia terus berlanjut tanpa kendali, maka pada tahun 2026, kita akan mencapai batas maksimum yang dapat ditanggung oleh planet ini.

Teori ini didasarkan pada prinsip-prinsip sibernetika dan mengasumsikan bahwa tidak ada perubahan signifikan dalam tingkat kelahiran atau ketersediaan sumber daya. 

Selain itu, teori ini juga mengambil inspirasi dari peringatan Thomas Malthus, seorang ekonom Inggris dari abad ke-18, yang mengatakan bahwa populasi manusia pada akhirnya akan tumbuh lebih cepat daripada kemampuan bumi untuk menyediakan makanan, yang akan mengarah pada bencana.

Dan ternyata jumlah manusia memang meroket sepanjang abad ke-20 dari 3 miliar pada tahun 1960 (ketika Heinz von Foerster membuat prediksi apokaliptiknya) menjadi 8 miliar saat ini. 

Artinya, populasi manusia tidak hanya melonjak, namun juga meningkat semakin cepat.

Meskipun teori von Foerster ini telah menimbulkan banyak diskusi, penting untuk dicatat bahwa banyak ilmuwan tidak setuju dengan prediksi ini. 

Mereka berpendapat bahwa kemajuan teknologi dan inovasi dalam produksi makanan serta pengelolaan sumber daya dapat mengatasi tantangan yang dihadapi oleh pertumbuhan populasi.

Dengan demikian, meskipun dapat memberikan peringatan tentang potensi risiko di masa depan, teori seperti ini tidak harus dilihat sebagai ramalan yang pasti. 

Sebaliknya, teori tersebut harus mendorong kita untuk berpikir secara kritis tentang bagaimana kita dapat secara berkelanjutan mengelola sumber daya Bumi dan memastikan masa depan yang layak bagi generasi yang akan datang.

Heinz von Foerster memberikan anjuran untuk mengatur kelahiran dan negara musti melakukan intervensi menjaga populasi manusia tetap rendah. 

Serta juga menyarankan untuk mengenakan pajak pada keluarga yang memiliki lebih dari dua anak, demikian dilansir dari Grunge.

(***)