Menu

Rusia Menyatakan Keprihatinan Atas Eskalasi Ketegangan di Timur Tengah

Amastya 16 Apr 2024, 20:54
Presiden Rusia Vladimir Putin /Reuters
Presiden Rusia Vladimir Putin /Reuters

RIAU24.COM Rusia pada hari Senin (15 April) menyuarakan keprihatinan atas meningkatnya ketegangan di Timur Tengah setelah Iran melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada hari Sabtu (13 April).

"Kami menyatakan keprihatinan ekstrem kami pada eskalasi berbahaya lainnya di wilayah ini. Kami telah berulang kali memperingatkan bahwa banyak krisis yang belum terselesaikan di Timur Tengah, terutama di wilayah konflik Palestina-Israel, yang sering dipicu oleh tindakan provokatif yang tidak bertanggung jawab, akan memperburuk ketegangan," kata kementerian luar negeri dalam sebuah pernyataan.

"Kami menyerukan kepada semua pihak yang terlibat dalam konflik untuk menahan diri. Kami percaya penting bagi para pemain internasional yang berpikiran konstruktif untuk berkontribusi pada upaya ini," tambah pernyataan itu.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov yang menyerukan pengekangan mengatakan bahwa peningkatan lebih lanjut dalam konflik itu bukan kepentingan siapa pun dan bahwa negara-negara harus menyelesaikan konflik melalui metode politik dan diplomatik.

"Eskalasi lebih lanjut tidak ada kepentingan siapa pun. Oleh karena itu, tentu saja, kami menganjurkan agar semua ketidaksepakatan diselesaikan secara eksklusif dengan metode politik dan diplomatik," kata Peskov.

Iran pada hari Sabtu (13 April) meluncurkan serangan pesawat tak berawak dan rudal terhadap Israel sebagai pembalasan atas serangan Israel terhadap konsulat Damaskus pada 1 April yang merenggut nyawa tujuh perwira, termasuk seorang komandan senior IRGC.

Inggris menolak klaim Iran bahwa mereka memberikan pemberitahuan terlebih dahulu sebelum menyerang Israel

Inggris menolak klaim Iran bahwa Teheran memberi tahu sebelumnya sebelum meluncurkan serangan rudal dan pesawat tak berawak terhadap Israel.

"Saya akan menolak karakterisasi itu," kata juru bicara Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak pada Senin (15 April).

"Dan lebih luas lagi, kami mengutuk sekeras mungkin serangan langsung mereka terhadap Israel," tambahnya.

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian pada hari Minggu mengatakan bahwa Teheran telah memberi tahu negara-negara tetangganya tentang serangan balasannya terhadap Israel hampir 72 jam sebelumnya.

"Sekitar 72 jam sebelum operasi kami, kami memberi tahu teman-teman dan tetangga kami di kawasan itu bahwa tanggapan Iran terhadap Israel pasti, sah, dan tidak dapat dibatalkan," kata Amirabdollahian pada konferensi pers.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron mendesak Israel untuk tidak melancarkan serangan balasan terhadap Iran yang menyatakan bahwa Tel Aviv harus berpikir dengan kepala dan hati karena serangan Teheran hampir gagal total.

Iran pada Sabtu malam telah meluncurkan lebih dari 300 rudal dan pesawat tak berawak yang dilaporkan menyebabkan kerusakan sedang di Israel karena sebagian besar dari mereka ditembak jatuh oleh sistem pertahanan Iron Dome dan dengan bantuan dari AS, Inggris, Prancis dan Yordania.

"Saya pikir mereka sangat dibenarkan untuk berpikir bahwa mereka harus merespons karena mereka telah diserang, tetapi kami mendesak mereka sebagai teman untuk berpikir dengan kepala dan hati, untuk menjadi pintar dan tangguh," kata Cameron.

Dia mengatakan bahwa dia mendesak Israel untuk tidak meningkatkan konflik di Timur Tengah.

"Dalam banyak hal, ini telah menjadi kekalahan ganda bagi Iran. Serangan itu hampir gagal total, dan mereka mengungkapkan kepada dunia bahwa mereka adalah pengaruh jahat di wilayah yang siap untuk melakukan ini. Jadi harapan kami adalah tidak akan ada tanggapan pembalasan," tambahnya.

Macron mendesak Israel untuk menghindari eskalasi

Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Senin mengatakan bahwa dia telah mendesak Israel untuk menghindari eskalasi lebih lanjut di Timur Tengah.

"Kami akan melakukan semua yang kami bisa untuk menghindari hal-hal yang berkobar, meningkat," kata Macron, mendesak Israel untuk bertujuan mengisolasi Iran daripada meningkatkan situasi.

"Kami semua khawatir tentang kemungkinan eskalasi," kata Macron kepada BFM TV dan radio RMC.

"Situasinya sangat tidak stabil hari ini," ucapnya.

(***)