Utang Negara Membengkak: Kredibilitas Ekonomi Indonesia Ditarik Turun
Sebagian besar pembiayaan baru dialokasikan untuk menutup defisit struktural dan membayar cicilan, bukan untuk investasi produktif.
“Kita seperti gali lubang untuk tutup lubang yang lebih besar,” ujar ekonom senior Faisal Basri.
Rocky Gerung menegaskan bahwa problem utama bukan pada angka utang, tetapi pada ketidakjelasan model pembangunan ekonomi.
“Ini seperti negara yang berjalan tanpa blueprint. Hanya mengandalkan spreadsheet dan jargon ‘transformasi’, tapi tak ada jejak nyata,” kritiknya.
Kondisi diperparah oleh ketidakpastian geopolitik dan suku bunga global yang masih tinggi.
Imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia yang meningkat hingga 7,2% pada kuartal pertama 2025, menunjukkan persepsi risiko yang meningkat di kalangan investor asing.