Kisah Gambut dan Sagu, Bersama RAPP Merawat sang Permata Kehidupan di Kepulauan Meranti
Deputi Penelitian dan Pengembangan Badan Restorasi Gambut Republik Indonesia, Haris Gunawan mengatakan, dari data yang diperolehnya, pada tahun 2019, luas perkebunan sagu di Kepulauan Meranti sekitar 39.644 hektar dengan melibatkan sebanyak 8.002 petani. Kondisi Meranti yang dikelilingi gambut, membuat sagu sangat cocok untuk tumbuh, karena tanah gambut menyimpan banyak air sementara pohon sagu membutuhkan secukupnya air.
"Sagu di Meranti ini bagaikan permata yang terpendam dan belum dipoles dengan benar. Padahal jika diolah dengan benar dan baik maka akan menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi," ungkap Haris.
Komitmen RAPP Dalam Membantu Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Pohon sagu yang tumbuh bagus meskipun tumbuh bersama kayu alam di lahan gambut, menjadi perhatian PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) untuk melestarikan hutan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dilansir dari Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau, untuk produksi tanaman sagu yang ada di Riau mampu mencapai hingga 246.000 ton/tahun yang dihasilkan dari lahan seluas 87.000 hektar. Untuk sebatang pohan sagu siap panen, dapat menghasilkan 180 sampai 400 kilogram tepung sagu kering.
Sebagai salah satu perusahaan bubur kertas dan kertas terbesar di Asia, RAPP menunjukkan komitmennya dalam menyalurkan tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR), kepada masyarakat di wilayah operasional perusahaan.