Kisah Gambut dan Sagu, Bersama RAPP Merawat sang Permata Kehidupan di Kepulauan Meranti
Stakeholder Relation (SHR) Manager wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti, Susilo Sudarman mengatakan pihak RAPP menilai Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki banyak hutan tropis dan rawa gambut, sehingga kondisi ini perlu menjadi perhatian semua pihak khususnya dimusim kemarau yang rentan terjadi karhutla.
Susilo menjelaskan, program FFVP memiliki 5 elemen utama yaitu reward senilai 100 juta rupiah dalam bentuk program kepada desa yang tidak terjadi kebakaran selama 3 bulan, keterlibatan crew leader untuk mendukung pencegahan kebakaran, bantuan pembukaan lahan melalui peralatan pertanian, sosialisasi dan edukasi ke masyarakat termasuk anak-anak sekolah yaitu Fire Aware Community (FAC) serta pemantauan kualitas udara melalui perangkat PM10 di 7 desa.
Tak hanya itu, RAPP juga membangun 938 sekat kanal di wilayah pesisir Riau tersebut sebagai salah satu upaya dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Direktur RAPP Rudi Fajar mengatakan, “Pembangunan sekat kanal atau canal blocking menjadi salah satu sistem pengelolaan tata air gambut dalam mengatasi kekeringan. Kami telah membangun 938 sekat kanal, khususnya di wilayah pesisir Riau, yaitu kabupaten Pelalawan, Kepulauan Meranti dan Siak," katanya, Rabu (27/4) lalu.
Tak tanggung-tanggung, untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla)PT Riau Andalan Pulp and Paper (PT RAPP) telah menginvestasikan kurang lebih USD10 juta.
Konsesi lahan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) dan Pemerintah Kabupaten Meranti