Menu

Ketika Nanas Tak Sempurna Menjadi Berkah: Jejak Ekonomi Hijau di Kampung Penyengat

Devi 10 May 2025, 22:17
Ketika Nanas Tak Sempurna Menjadi Berkah: Jejak Ekonomi Hijau di Kampung Penyengat
Ketika Nanas Tak Sempurna Menjadi Berkah: Jejak Ekonomi Hijau di Kampung Penyengat

RIAU24.COM - Di sebuah hamparan kebun nanas yang dikenal sebagai sentra Nanas Mahkota Siak di Provinsi Riau, terdapat kisah pilu yang menemani keseharain para petaninya. Setiap musim panen, kebun-kebun nanas di Kampung Penyengat, Sungai Apit, Kabupaten Siak selalu dilimpahi dengan buah kuning keemasan yang manis dan segar. Namun, sayangnya sekitar seperempat dari jumlah panen harus diberi label pasar kategori C yaitu buah yang tidak memenuhi kriteria mutu sehingga kurang diminati pasar. 

Siti Nurjanah (Petani Nanas Mahkota Siak) bertutur dengan suara yang mengandung nada sayang, seakan buah-buah itu adalah anak-anaknya sendiri yang diabaikan tanpa tempat di etalase pasar, “Sebenaranya dari segi rasa dan tampilan, nanas grade C ini tidak memiliki perbedaan dengan nanas grade A dan B, hanya dari segi ukuran saja yang memang lebih besar”.

 


(Keterangan foto: Salah satu petani nanas di Kampung Penyengat/Sumber. Internal RAPP)

Bagi Nurjannah dan para petani disana, setiap nanas bukan sekedar buah saja melaikan hasil peluh, doa dan semangat setiap harinya. Dari pada merelakan nanas-nanas itu membusuk di ladang atau sekedar berakhir menjadi pakan ternak atau burung walet, mereka memilih untuk tetap menjualnya dengan harga yang berkisar Rp4.000 untuk 6-8 buah walaupun hati mereka penuh iris.

Halaman: 12Lihat Semua