Ini Langkah PalmCo Perkuat Peran Strategis Jaga Ketahanan Pangan Nasional
Meski dihadapkan pada situasi tersebut, PalmCo justru menunjukkan ketangguhan operasional di sektor hulu. Hingga April 2025, produktivitas CPO PalmCo tercatat sebesar 1,34 ton per hektare, atau naik 103,88 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Di sisi hilir, PalmCo melalui anak usahanya, PT Industri Nabati Lestari (INL) tercatat telah menyalurkan lebih dari 987 ribu liter minyak goreng kemasan hingga kuartal pertama 2025. Penyaluran dilakukan melalui program pemerintah maupun distribusi ritel di berbagai daerah seperti Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, DKI Jakarta, Banten, hingga Jawa Barat. Produk yang dipasarkan antara lain Nusa Kita, INL, dan Salvaco, yang menyasar konsumen dengan harga terjangkau.
"Alhamdulillah produksi CPO kita meningkat. Dan selaras dengan hal tersebut seperti arahan pemerintah guna memastikan ketersediaan minyak makan dan stabilitas harganya, di momen lebaran lalu juga kita jalankan Gerakan Pangan Murah dan Operasi Pasar, baik yang dijalankan mandiri atau berkolaborasi bersama BUMN lain di lebih dari 4.500 titik di Indonesia," sebut Jatmiko.
Sementara itu di sektor kemitraan, PalmCo turut mendorong akselerasi program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang menjadi salah satu fokus utama transformasi industri sawit nasional. Berdasarkan data terbaru, total luasan areal petani binaan PalmCo yang berhasil mendapatkan rekomendasi teknis (rekomtek) PSR mencapai lebih dari 13.000 hektare dalam setahun terakhir.
Kepercayaan petani terhadap kemitraan dengan PTPN IV juga semakin tumbuh. Di Aceh, sepuluh koperasi unit desa (KUD) memutuskan untuk mengajukan PSR melalui skema kemitraan bersama PTPN IV Regional VI pada tahun ini. KUD tersebut terinspirasi dari keberhasilan dua KUD lainnya yang sebelumnya mengajukan PSR secara mandiri namun gagal, dan justru berhasil memperoleh dana BPDPKS setelah bermitra dengan PalmCo sejak awal 2024. Dari sepuluh KUD tersebut, diperkirakan akan diajukan areal sekitar 1.500 hektare.
“Keberhasilan ini tentu menjadi cerminan dari sistem dan tata kelola kemitraan yang lebih rapi, terarah, dan didampingi penuh oleh Perusahaan," katanya.