Gibran ke Papua? Rocky Gerung Bongkar Tugas Berat dari Prabowo
Publik Skeptis, Tapi Ini Bisa Jadi “Naik Kelas”
Meski demikian, Rocky menyadari bahwa publik luas masih skeptis terhadap kapasitas Gibran. Putra sulung Presiden Jokowi itu dinilai masih belum menunjukkan kompetensi konkret dalam urusan kenegaraan skala nasional, apalagi konflik multidimensi seperti yang terjadi di Papua.
“Banyak yang sinis karena menganggap Gibran tidak cukup punya latar belakang soal Papua: tidak mengerti kultur lokal, sejarah konflik, atau cara bernegosiasi. Tapi justru di situlah tantangannya,” ujarnya.
Rocky mengingatkan bahwa sejarah telah mencatat bagaimana tokoh seperti Jusuf Kalla, saat menjadi wakil presiden, dikenang karena kemampuannya menjadi mediator perdamaian di konflik Poso dan Aceh. “Pak JK dikenang bukan karena jabatan Wapresnya, tapi karena fungsinya yang konkret. Kalau Gibran ingin dikenang, dia harus punya capaian serupa.”
Kritik Terhadap Penempatan di IKN
Rocky juga menyindir wacana sebelumnya yang menyebut Gibran akan berkantor di Ibu Kota Nusantara. Baginya, penempatan di IKN justru lebih mencerminkan pendekatan simbolik ketimbang substantif.