Jejak Langkah Strategis PTPN I di Panggung Karet Nasional dan Global
PTPN I merespons peluang itu dengan strategi yang menyeluruh. Produktivitas kebun ditingkatkan lewat pemupukan presisi, penggunaan klon unggul hasil riset PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN), serta penerapan sistem sadap single cut dan rainguard.
Dalam dua tahun terakhir, produktivitas meningkat dari 1 ton per ha menjadi 1,3 ton per ha, bahkan di beberapa lokasi mencapai lebih dari 2 ton per ha. Target jangka menengah pun disiapkan untuk menembus 2,5 ton per ha.
“Kami dorong produktivitas, bukan sekadar memperluas lahan. Ini soal efisiensi, bukan ekstensifikasi,” kata Teddy, yang selama lebih dari dua dekade berpengalaman di industri perbankan,.
Di sisi hilir, PTPN I tidak tinggal diam. Pabrik-pabrik pengolahan yang sebelumnya idle diaktifkan kembali, sementara pabrik rubber smoke sheet (RSS) dan crumb rubber dibangun untuk memperkuat nilai tambah. Penjualan juga mulai bergeser dari pola lelang ke sistem direct selling, yang memungkinkan perusahaan mengunci harga premium langsung dari buyer.
“Kami ingin masuk lebih dalam ke rantai nilai, tidak sekadar menjual bahan baku. Direct selling memberikan margin lebih baik dan memastikan traceability,” kata peraih gelar magister dan insinyur dari IPB University ini.