Menu

Jejak Langkah Strategis PTPN I di Panggung Karet Nasional dan Global

Devi 15 Aug 2025, 11:22
Jejak Langkah Strategis PTPN I di Panggung Karet Nasional dan Global
Jejak Langkah Strategis PTPN I di Panggung Karet Nasional dan Global
Secara nasional, produksi karet Indonesia mengalami tekanan. Pada 2024, produksi nasional turun 9,8% menjadi 2,04 juta ton. Hal ini disebabkan oleh cuaca ekstrem, penyakit tanaman, serta alih fungsi lahan petani ke komoditas yang dianggap lebih menguntungkan seperti kelapa sawit. Namun di sisi lain, permintaan karet alam global justru meningkat, terutama dari industri otomotif dan kendaraan listrik yang membutuhkan karet berkualitas tinggi untuk produksi ban.

PTPN I merespons peluang itu dengan strategi yang menyeluruh. Produktivitas kebun ditingkatkan lewat pemupukan presisi, penggunaan klon unggul hasil riset PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN), serta penerapan sistem sadap single cut dan rainguard.

Dalam dua tahun terakhir, produktivitas meningkat dari 1 ton per ha menjadi 1,3 ton per ha, bahkan di beberapa lokasi mencapai lebih dari 2 ton per ha. Target jangka menengah pun disiapkan untuk menembus 2,5 ton per ha.

“Kami dorong produktivitas, bukan sekadar memperluas lahan. Ini soal efisiensi, bukan ekstensifikasi,” kata Teddy, yang selama lebih dari dua dekade berpengalaman di industri perbankan,.

Di sisi hilir, PTPN I tidak tinggal diam. Pabrik-pabrik pengolahan yang sebelumnya idle diaktifkan kembali, sementara pabrik rubber smoke sheet (RSS) dan crumb rubber dibangun untuk memperkuat nilai tambah. Penjualan juga mulai bergeser dari pola lelang ke sistem direct selling, yang memungkinkan perusahaan mengunci harga premium langsung dari buyer.

“Kami ingin masuk lebih dalam ke rantai nilai, tidak sekadar menjual bahan baku. Direct selling memberikan margin lebih baik dan memastikan traceability,” kata peraih gelar magister dan insinyur dari IPB University ini.

Halaman: 123Lihat Semua