Menu

Israel Kembali Mencegat Armada Bantuan Gaza, Penyelenggara Sebut Kapal-kapal Tersebut Naik Secara Ilegal

Amastya 8 Oct 2025, 14:28
Cuplikan video dari siaran langsung yang disiarkan pada 2 Oktober 2025 oleh Global Sumud Flotilla menunjukkan tentara angkatan laut Israel (atas) menaiki kapal 'Oxygono', salah satu kapal armada Sumud, yang bertujuan untuk menembus blokade Israel di Jalur Gaza/ AFP-GLOBAL SUMUD FLOTILLA
Cuplikan video dari siaran langsung yang disiarkan pada 2 Oktober 2025 oleh Global Sumud Flotilla menunjukkan tentara angkatan laut Israel (atas) menaiki kapal 'Oxygono', salah satu kapal armada Sumud, yang bertujuan untuk menembus blokade Israel di Jalur Gaza/ AFP-GLOBAL SUMUD FLOTILLA

RIAU24.COM - Armada Kebebasan Gaza, yang telah berupaya mengirimkan bantuan yang sangat dibutuhkan ke Gaza yang dilanda perang, pada hari Rabu (8 Oktober) mengungkapkan bahwa kapal-kapalnya diserang oleh militer Israel.

Organisasi tersebut menyatakan bahwa beberapa kapalnya dicegat oleh Israel saat berlayar menuju Jalur Gaza.

Mereka juga menuduh bahwa militer Tel Aviv mengganggu sinyal dan bahkan telah menaiki dua kapalnya dalam upaya terbaru untuk mencegat bantuan.

Sementara itu, Israel menyebut kapal bantuan tersebut sebagai upaya sia-sia lainnya untuk menembus blokade lautnya dan mengatakan bahwa semua penumpang aman dan dalam keadaan sehat.

Hal ini terjadi hanya beberapa hari setelah aktivis Swedia ternama Greta Thunberg dan aktivis lain yang ditahan dalam pencegatan serupa mengungkapkan bahwa mereka diperlakukan dengan buruk selama berada di tahanan Israel.

Israel mengatakan aktivis pembawa bantuan akan segera dideportasi

Dalam sebuah unggahan di X, Kementerian Luar Negeri Israel menegaskan bahwa para aktivis yang ditahan aman dan dalam keadaan sehat dan mengatakan bahwa upaya sia-sia lainnya untuk menembus blokade laut resmi dan memasuki zona pertempuran telah berakhir sia-sia.

Kementerian menambahkan bahwa para penumpang diharapkan segera dideportasi.

Sementara itu, di X, Global Sumud Flotilla menyatakan bahwa tiga kapalnya—Gaza Sunbirds, Alaa Al-Najjar, dan Anas Al-Sharif diserang dan dicegat secara ilegal oleh militer Israel pada pukul 04.34 pagi, 220 kilometer (sekitar 140 mil) di lepas pantai Gaza.

Penyelenggara bantuan menambahkan bahwa kapal lain, 'Conscience', yang membawa lebih dari 90 orang diserang.

Aktivis 'aman' atau diperlakukan 'seperti binatang'?

Sebelumnya, Thunberg, yang ditahan bersama lebih dari 100 relawan lainnya, menuduh adanya perlakuan kasar dari IDF.

Berbicara kepada seorang pejabat Swedia yang mengunjungi aktivis tersebut di penjara, Greta Thunberg mengatakan ia dipukuli, tidak mendapatkan kebutuhan dasar, dan dikurung di sel yang penuh kutu busuk.

Berbicara kepada Reuters, Hazwani Helmi, seorang warga negara Malaysia, dan Windfield Beaver, seorang warga negara Amerika, mengatakan bahwa para aktivis yang ditahan diperlakukan seperti binatang.

Mereka juga mengatakan bahwa Thunberg didorong dan dipaksa mengenakan bendera Israel.

Relawan lain, Paolo Romano, seorang anggota dewan daerah Italia, mengatakan kepada AFP bahwa para tahanan dipaksa berlutut, tengkurap dan dipukuli jika mereka bergerak.

"Mereka menertawakan, menghina, dan memukuli kami dengan kekerasan psikologis dan fisik," ujarnya.

(***)